Luhur Binsar Pandjaitan, Kepala
Staf Khusus Kepresidenan Republik Indonesia, mengunjungi PT Pindad (Persero)
pada Kamis, 4 Juni 2015. Rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Pindad
(Persero) Silmy Karim beserta jajaran Direksi dan pimpinan PT Pindad (Persero)
di Auditorium Gedung Direktorat. Turut mendampingi rombongan Kepala Staf Khusus
Kepresidenan RI adalah Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Gubernur Jawa Barat, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat, dan para
Direktur Utama Industri Strategis seperti PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT
PAL Indonesia (Persero), dan PT LEN Industri (Persero).
Pindad sebagai industri
pertahanan nasional, tidak ingin sekedar dipandang sebagai produsen produk
pertahanan dan keamanan semata, tapi Pindad juga membawa beban kebanggaan
rakyat Indonesia. “Janganlah memandang Pindad hanya sebagai perusahaan yang
memproduksi produk pertahanan dan keamanan. Pindad ingin menjadi industri
pertahanan yang mempunyai tanggung jawab sebagai kebanggaan masyarakat
Indonesia,” ujar Silmy Karim, dalam kata sambutannya.
Ia juga memberikan update seputar kehandalan produk
pertahanan dan keamanan Pindad yang sudah terbukti dan beberapa produk baru
Pindad yang sedang diteliti dan dikembangkan perusahaan. “Produk senjata Pindad
berhasil membawa tim petembak TNI AD memborong lebih dari 50% medali dan
menjadi juara umum di Australian Army
Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 dengan mendominasi di nomor senapan dan
pistol. Beberapa produk lain seperti Munisi Kaliber Besar 105mm sedang kami push untuk mendapatkan pasar dan
beberapa produk baru seperti Panser Anoa 6x6 Amphibious dan senapan SSX 7,62mm akan kami sertifikasi tahun ini
untuk launching di tahun depan,”
lanjut Silmy.
Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa
industri strategis, sebagaimana industri dalam negeri lainnya harus terus
dikedepankan di Indonesia. “Industri strategis dalam negeri harus terus
dikedepankan karena ini investasi tersendiri. Kalau industri strategis bisa
dimanfaatkan secara maksimal, akan bisa menciptakan lapangan kerja, memberikan
nilai tambah, dan menghasilkan devisa untuk negara,” ujar Luhut.
Ia juga menyinggung sinergi yang
terbentuk antara pengguna dan industri dalam menghasilkan produk pertahanan dan
keamanan yang efektif dan efisien. “Rencana strategis jangka panjang dari tiga
matra harus bisa menciptakan blue print yang
dapat terus di-updgrade sejalan
ancaman yang datang. Pindad sudah bisa memberi bukti lewat produk-produk
pertahanan dan keamanan yang berkualitas sehingga kepercayaan pengguna akan
produk dalam negeri akan semakin besar, namun kapasitas perusahaan pun harus
terus berkembang,” tambahnya.
Rombongan melanjutkan rangkaian
acara dengan meninjau fasilitas produksi pengelasan dan perakitan Divisi Kendaraan
Khusus serta menyaksikan defile produk-produk
kendaraan khusus PT Pindad (Persero) seperti Panser Anoa dengan berbagai
varian, Komodo dengan berbagai varian, hingga tank AMX-13. Acara ditutup dengan mengunjungi fasilitas produksi
senjata laras panjang di Divisi Senjata. (Anggia)(PT Pindad)