Ilustrasi TNI AL Uji Coba Rudal
Jakarta - Klaim Malaysia terhadap wilayah perairan Ambalat membuat pemerintah berang. Akibatnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko membentuk operasi gabungan Perisai Sakti 2015 untuk mengamankan perairan Ambalat
Operasi gabungan Perisai Sakti 2015 merupakan operasi yang dijalankan oleh TNI AU dan TNI AL. Demi menjaga wilayah Ambalat, kedua angkatan saling bekerja sama mengamankan dari udara dan dari laut dengan alutsista masing-masing.
"Operasi gabungan perisai sakti merupakan operasi gabungan TNI AU dan TNI AL yang dilakukan selama 365 hari sepanjang tahun, dengan melibatkan matra laut dan udara agar lebih efektif," ujar Komandan Lanud Tarakan, Letkol Tiopan Hutapea di Lanud Tarakan, Rabu (10/6/2015).
Untuk alutsista, TNI AU menyiapkan pesawat Boeing 737 Surveilance dan pesawat tempur Sukhoi 27/30, F16 Fighting Falcon, T501 Golden Eagle, T-314 EMB Super Tucano, C-212 Casa, Heli SA-330/Nas 332 serta beberapa unsur satuan radar dan ratusan pasukan khas (Paskhas) TNI AU.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Tarakan, Kolonel Aries mengatakan operasi gabungan dengan TNI AU merupakan sebuah sinergi yang luar biasa. Sebelum adanya Operasi Perisai Sakti 2015, TNI AL dan TNI AU bekerja sendiri-sendiri dalam mengamankan perairan Ambalat.
"Sekarang komando makin tegas dan jelas," ucapnya.
Demi mengamankan perairan Ambalat, Pangkalan Angkatan Laut Tarakan menyiapkan 3 KRI untuk pengamanan perairan Ambalat. "Ada KRI kelas patroli, KRI kelas cepat KCR, ada juga KRI Sigma Class," terang Aries.
"Kehadiran jajaran TNI AU jawaban paling tepat untuk pengamanan Ambalat," sambungnya.
Menurutnya, permasalahan di laut saat ini agak sedikit menurun. Tantangan pengamanan perairan Ambalat lebih cenderung melalui jalur di udara. "Tapi laut sendiri tetap menjadi perhatian, negara-negara tetangga tetap memanfaatkan zona-zona kosong untuk mereka memasuki wilayah Indonesia," pungkasnya. (Detik)