Tema Peringatan Hari Armada RI Tahun 2013 kali ini adalah “Dengan Semangat TNI AL Kelas Dunia, Kita Tingkatkan Profesionalisme, Militansi, Soliditas, dan Kemanunggalan TNI Bersama Rakyat dalam rangka Menjaga Keutuhan dan Kedaulatan NKRI”. Dalam upacara tersebut, juga dilaksanakan penyerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun, 16 Tahun dan 8 Tahun kepada perwakilan prajurit yang berhak menerimanya serta pemberian Penghargaan Bendera KRI Teladan dari Kasal kepada KRI Teladan I yaitu KRI Frans Kaisiepo-368 (Satkor Koarmatim), Teladan II KRI Patiunus-384 (Satkor Koarmabar) dan Teladan III KRI Banda Aceh-593 (Satlinlamil Jakarta).
Sebanyak 2.800 personel prajurit TNI AL terlibat dalam upacara tersebut, yang terdiri dari: satu unit Genderang Suling Gita Jala Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), satu kompi Perwira, satu kompi prajurit Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), empat kompi prajurit Bintara dan Tamtama Koarmabar dan Koarmatim, empat kompi prajurit Bintara dan Tamtama Puspenerbal serta Lantamal, tiga kompi prajurit Korps Marinir, satu kompi prajurit Pasukan Khusus, serta satu kompi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Angkatan Laut. Bertindak sebagai komandan upacara Kolonel Laut (P) Deny Septiana S.IP yang sehari-hari menjabat Komandan Satuan Kapal Patroli (Dansatrol) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar).
Sebanyak dua belas kapal perang melatarbelakangi pelaksanaan upacara parade dan defile tersebut. Sedangkan peralatan tempur Korps Marinir yang digelar terdiri dari empat unit kendaraan tempur amfibi Tank BMP-3F, empat Tank PT-76, empat Tank BTR-50, empat unit meriam Howitzer kaliber 122 mm, dan empat unit meriam Howitzer 105 mm.
Peringatan Hari Armada RI ini akan selalu mengingatkan bahwa Armada RI telah dibangun oleh para pendahulu dengan tulus dan kerja keras dari generasi ke generasi. Lebih dari itu peringatan ini juga tidak akan lepas dari sejarah pasang surutnya kebesaran maritim bangsa Indonesia. Kita ketahui bahwa leluhur bangsa Indonesia yakni Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit pernah memiliki kekuatan armada yang tangguh dan disegani di Asia, yang mampu mengendalikan lautan secara penuh, serta berhasil menjalin hubungan yang baik dan bersahabat dengan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia.
Selain itu, penyelenggaraan upacara ini juga pada hakekatnya merupakan perwujudan dari rasa syukur atas bertambahnya usia Armada RI, dan merupakan cerminan rasa bangga atas prestasi yang telah diukir oleh Armada RI dalam sejarah pengabdiannya, serta sekaligus sebagai sarana untuk membangkitkan tekad, semangat, dan kerja keras guna mewujudkan Armada RI yang handal dan disegani. Selama pengabdiannya, Armada RI telah menjadi salah satu kekuatan strategis yang diandalkan negara untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dalam rangka menegakkan kewibawaan bangsa.
Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam memeriahkan Hari Armada RI Tahun 2013, diantaranya pertandingan dan lomba bagi prajurit di internal Koarmatim seperti: amphibious cross country, lomba bola voli, sepak bola, bulu tangkis, futsal, naval fun game, lomba kebaharian. Selain itu, juga digelar kegiatan olahraga untuk masyarakat umum seperti lomba lari maraton “Armada 10 K” dan lomba dayung perahu naga.
Pada Peringatan Hari Armada Tahun 2013 kali ini juga dilaksanakan pemecahaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berupa “Goyang Caesar” yang diikuti oleh 6.429 personel. Kemudian pada hari Minggu, 8 Desember 2013, digelar Naval Base Open Day (NBOD), di mana Koarmatim terbuka untuk dikunjungi masyarakat umum yang ingin melihat/menyaksikan alutsista TNI AL. Bersamaan dengan kegiatan NBOD juga dilaksanakan Fun Bike bagi masyarakat umum, dengan start dari Balai Kota Surabaya dan finish di dermaga Koarmatim.
Sedangkan rangkaian kegiatan sosial dan edukasi yang dilaksanakan adalah : pengobatan/pelayanan kesehatan dan khitan bagi masyarakat umum, donor darah, pemberian tali asih kepada warakawuri, ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Joy Sailing, Sarasehan On Sailing, serta lomba Indonesian Naval Fleet English Debate bagi pelajar SMA.
Selain upacara parade dan devile, kali ini juga dimeriahkan dengan demonstrasi pertempuran laut. Demonstrasi ini melibatkan alutsista yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) terdiri dari 18 KRI, pesawat udara patroli maritim dan helikopter, serta tim gabungan pasukan khusus Angkatan Laut dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) dan Pasukan Intai Para Amfibi (Taifib).
Skenario demonstrasi pertempuran khusus aspek laut (Naval Special Warfare) diawali dengan adanya aksi pembajakan kapal pesiar yang ditumpangi oleh seorang pejabat tinggi negara yang kemudian dijadikan sandera oleh sekawanan teroris berjumlah 10 orang. Kapal pesiar disimulasikan oleh KRI dr. Soeharso-990 sedang berlayar di Alur Perairan Barat Surabaya (APBS) tiba-tiba dikejutkan dengan aksi pembajakan oleh sekelompok teroris dari laut. Mendapat informasi tersebut, jajaran Koarmatim menerjunkan tim gabungan Kopaska dan Taifib menyerbu dari laut dan udara. Operasi pembebasan tersebut (Maritime Interdiction Operation/MIO) merupakan salah satu fungsi dan tugas khusus TNI AL dalam rangka menegakkan kedaulatan dan hukum di laut dari tindakan kejahatan berupa pembajakan dan terorisme di laut.
Selain demo tersebut, juga dilaksanakan sailing pass kapal perang di perairan Selat Madura. Dalam atraksi ini, unsur-unsur kapal perang melaksanakan manuver di laut membentuk formasi tempur dan menembakkan senjata artileri dan roket antikapal selam RBU (Roketnaya Bombetnya Utoeska) buatan Rusia, khususnya dari kapal-kapal jenis Parchim Klas, serta didukung dengan fly pass pesawat-pesawat udara dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda, Surabaya, yang mengerahkan empat pesawat udara jenis Tobago TB-10, empat Nomad N-22, dan empat Cassa CN-212.
Sementara itu dalam sambutan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio antara lain mengatakan, dalam proses pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum atau MEF (Minimum Essential Force), dilaksanakan pengembangan organisasi dan pembangunan alutsista. Untuk pengembangan organisasi dilaksanakan validasi organisasi yang bertujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien yang saat ini sedang dalam proses menunggu Keputusan Presiden.
“Kita tetap merencanakan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan Laut, tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan Lantamal yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI. Untuk proyeksi kekuatan ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3 Satlinlamil dan 3 Wing Udara,” kata Kasal.
Sedangkan untuk pembangunan alutsista, lanjut Kasal, dilaksanakan dengan pengadaan yang mengedepankan pemanfaatan industri dalam negeri, agar dapat memberikan dampak positif untuk mewujudkan kemajuan dan kemandirian alutsista nasional. Sampai dengan tahun 2013, TNI AL sedang membangun alutsista dari luar negeri, yaitu 3 unit Kapal Selam Diesel Electric dimana Kapal Selam ke tiga akan dibangun di Galangan PT. PAL Indonesia.
Disamping Kapal Selam, tambah Kasal, juga 3 Kapal Multi Role Light Fregate (MRLF), 2 unit Kapal PKR, 2 unit Kapal Bantu Hidro Oceanografi (BHO), 1 unit Kapal Latih, 37 Unit Tank Amfibi BMP-3F dan 5 Unit BTR-4. Untuk pengadaan dari dalam negeri terdiri dari 3 Unit Kapal Patroli 43 meter, 3 Unit Kapal Cepat Rudal 60 meter, 2 Unit Kapal Bantu Cair Minyak, 1 Unit Trimaran, 3 Unit KCR 40 meter, 3 Unit Kapal Angkut Tank, 2 Unit Pesud CN-235 MPA, 11 Unit Heli AKS, 3 Unit Heli Angkut dan 4 Unit Pesawat Latih.
koarmatim