Pages

Monday, 23 December 2013

Jika Indonesia Kena Embargo Lagi, PT Pindad Akan Makin Hebat

Foto: Jika Indonesia Kena
Embargo Lagi, PT Pindad
Akan Makin Hebat

Tahun-tahun awal era
reformasi, Indonesia kebagian
"bonus" yang saat itu boleh
disebut malapetaka (kata
orang-orang pesimis),
'bonusnya' adalah embargo,
Indonesia terkena embargo
senjata dari Amerika Serikat dan
membuat petinggi militer di
Indonesia kalang kabut, soalnya
bagaimana bisa merawat dan
memperbaiki Alusista jika suku
cadangnya tidak diperoleh
karena dilarang untuk dibeli
oleh negara adi kuasa tersebut.

'Bonus' yang diterima oleh
pemerintah Indonesia
diakibatkan oleh tuduhan
pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh TNI semasa
pemberlakuan operasi milter di
Papua Barat, Timor-timur.
Embargo yang diberlakukan
termasuk melarang pendidikan
dan pelatihan militer kepada
Indonesia.
Embargo yang terjadi tadinya
membuat kekhawatiran tentang
persenjataan mengingat
Amerika Serikat merupakan
Eksportir utama persenjtaan
TNI, lalu menyerahkah TNI,
mungkin sepenuhnya tidak,
karena TNI mencari opsi lain
yaitu mencari persenjtaan
militer melalui Rusia atau
negara lain, atau opsi terakhir
yaitu inovasi.

Inovasi Pindad

Untung bagi negeri
khatulistiwa, ketika embargo
datang, salah satu BUMN
melakukan terobosan dalam
persenjataan untuk membantu
TNI yaitu PT Pindad. PT Pindad
berinovasi dalam menyiapkan
persenjataan seperti senapan
serbu ss yang ternyata juga
diminati oleh negara lain seperti
Irak, Iran, Arab Saudi dan
Uganda. Senjata made in
Indonesia juga dipakai Kopasus
untuk memenangi lomba
Australia Army Skill At Arms
Meeting, disana Kopasus
mengalahkan pasukan elit dari
Australia, Amerika Serikat,
Inggris, Kanada dan Perancis,
hal ini membuat senjata made
in Indonesia makin terkenal dan
laku keras.

Selain senjata senapan serbu,
PT. Pindad juga memproduksi
Panser angkut dan Panser
serbu, helm perang, rompi anti
peluru, pistol, dan berbagai
macam alat dan pendukung
untuk persenjataan dalam
mendukung keamanan dan
pertahanan dalam negeri.
Kini setelah berakhir embargo
sejak 2005, PT Pindad telah
menjadi pemasok dan TNI
mengurangi ketergantungan
terhadap produk persenjataan
impor, walaupun Amerika
Serikat mempunyai banyak
pembeli persenjataan Amerika
Serikat, sekarang TNI sudah
siap untuk mandiri atau paling
tidak tidak menggantungkan
alat persenjataan kepada satu
negara.

Seperti kata Soekarno dulu
ketika menolak bantuan
Amerika Serikat dengan
mengatakan "Go To Hell For
Your Aid", apakah TNI akan
berani mengatakn hal yang
serupa?.

bangga produk Indonesia

(rawi/sumber:minesiastore)

Tahun-tahun awal era  reformasi, Indonesia kebagian  "bonus" yang saat itu boleh disebut malapetaka (kata
orang-orang pesimis), 'bonusnya' adalah embargo, Indonesia terkena embargo senjata dari Amerika Serikat dan membuat petinggi militer di Indonesia kalang kabut, soalnya bagaimana bisa merawat dan memperbaiki Alusista jika suku cadangnya tidak diperoleh karena dilarang untuk dibeli oleh negara adi kuasa tersebut.

'Bonus' yang diterima oleh pemerintah Indonesia diakibatkan oleh tuduhan pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh TNI semasa pemberlakuan operasi milter di Papua Barat, Timor-timur. Embargo yang diberlakukan termasuk melarang pendidikan dan pelatihan militer kepada Indonesia. Embargo yang terjadi tadinya membuat kekhawatiran tentang persenjataan mengingat Amerika Serikat merupakan Eksportir utama persenjtaan TNI, lalu menyerahkah TNI, mungkin sepenuhnya tidak, karena TNI mencari opsi lain yaitu mencari persenjtaan militer melalui Rusia atau negara lain, atau opsi terakhir yaitu inovasi.

Inovasi Pindad

Untung bagi negeri khatulistiwa, ketika embargo datang, salah satu BUMN melakukan terobosan dalam persenjataan untuk membantu TNI yaitu PT Pindad. PT Pindad berinovasi dalam menyiapkan persenjataan seperti senapan serbu ss yang ternyata juga diminati oleh negara lain seperti Irak, Iran, Arab Saudi dan Uganda. Senjata made in Indonesia juga dipakai Kopasus untuk memenangi lomba Australia Army Skill At Arms Meeting, disana Kopasus mengalahkan pasukan elit dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Perancis, hal ini membuat senjata made in Indonesia makin terkenal dan laku keras.

Selain senjata senapan serbu, PT. Pindad juga memproduksi Panser angkut dan Panser serbu, helm perang, rompi anti peluru, pistol, dan berbagai macam alat dan pendukung untuk persenjataan dalam mendukung keamanan dan pertahanan dalam negeri. Kini setelah berakhir embargo sejak 2005, PT Pindad telah menjadi pemasok dan TNI mengurangi ketergantungan terhadap produk persenjataan impor, walaupun Amerika Serikat mempunyai banyak pembeli persenjataan Amerika Serikat, sekarang TNI sudah siap untuk mandiri atau paling tidak tidak menggantungkan alat persenjataan kepada satu negara.

Seperti kata Soekarno dulu ketika menolak bantuan Amerika Serikat dengan mengatakan "Go To Hell For
Your Aid", apakah TNI akan berani mengatakn hal yang serupa?.

bangga produk Indonesia

minesiastore