(VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
BNPT telah memiliki Pusat Pelatihan dan Penanggulangan Terorisme dan Deradikalisasi di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Balai itu merupakan pusat pembinaan napi teroris, sehingga tidak dicampur dengan napi non teroris di lembaga pemasyarakatan umum.
"Kalau di lapas itu malah menyebarkan radikalisme, di sini memang pusat pelatihan dan interaksi," kata Kepala BNPT, Ansyad Mbai, ketika bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pusat Pelatihan dan Penanggulangan Terorisme dan Deradikalisasi, Senin 8 September 2014.
Menurut Ansyad, selain ditakutkan bisa menulari napi lain, napi teroris juga bisa membuat para sipir merasa terancam. Sebab, banyak lapas yang keberatan diisi napi teroris.
Para ulama yang kerap didatangkan untuk memberikan pencerahan pun waktu singgahnya menjadi relatif singkat, jika para napi tersebut dipisah-pisahkan. Dengan pembinaan napi teroris yang terpusat, proses deradikalisasi bisa lebih baik.
Presiden SBY menyatakan, setuju ide tempat khusus untuk menahan para napi teroris. Ia mengaku mengerti yang dikhawatirkan BNPT.
"Saya mengerti persoalan ini. Tapi kita akan bicarakan dalam waktu enam minggu yang tersisa ini. Yang jelas, jangan jadi seperti Guantanamo, kita harus mendukung sisi-sisi human right (hak asasi manusia)," kata Presiden. (asp)
VIVA.co.id