Kapal induk USS Saratoga (kiri), kapal pesiar Italia Achille Lauro (kanan), dan jet tempur F-14 Tomcat.
Tak terima seorang warganya tewas di tangan pejuang pembebasan Palestina, pemerintahan Ronald Reagan melakukan pembalasan.
TAK terima 50
rekannya ditahan Israel, sekelompok pejuang Palestina di bawah pimpinan
Youssef Majed membajak kapal pesiar Italia, Achille Lauro, yang berlayar di Laut Tengah dari Port Said, Mesir, pada 7 Oktober 1985. Pembajak menuntut pembebasan 50 rekan mereka. (Baca: Palestina [Bukan] Harga Mati dan Israel Akui Kedaulatan Indonesia)
Dalam perjalanan kembali ke Port Said,
lantaran tak mendapat izin berlabuh di Tartus, Syria, mereka membunuh
seorang penumpang warganegara Amerika Serikat berdarah Yahudi, Leon
Klinghoffer. Mayatnya dibuang ke laut.
Setelah kapal berlabuh, para pembajak
menuju Bandara Almaza, Mesir. Mereka lalu menumpang pesawat Egypt Air
tujuan Tunisia, pusat gerakan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
–sebelum pindah ke Irak– pada tengah malam. Pesawat juga mengangkut Abu
Abbas, pemimpin PLO, dan komandan sayap militernya, Ozzuddin Badrakkan.
Penerbangan itu diperoleh dari pemerintah Mesir sebagai kompensasi atas
penyerahan diri mereka.
“Pada 10 Oktober, mereka naik
penerbangan Boeing 737 Egypt Air di Port Said, dan dikawal pasukan Force
777, unit kontrateror Mesir,” tulis Nigel Cawthorne dalam Warrior Elite: 31 Heroic Special-Ops Missions from The Raid on Son Tay to The Killing of Osama Bin Laden.
Sebagai pembalasan atas kematian seorang
warganya, AS merancang operasi rahasia menyergap Egypt Air. Dewan
Nasional mendiskusikannya dengan Presiden Ronald Reagan, dan Reagan
memberi lampu hijau. “Kapal induk USS Saratoga baru saja berlayar dari
Albania dan diperintahkan melakukan operasi hanya dua jam sebelum misi
berjalan,” tulis David Miller dalam Illustrated Directory of Special Forces.
Maka, dari geladak kapal induk,
meluncurlah pesawat E-2C Hawkeye, EA 6B Prowler, dan tujuh jet tempur
F-14 Tomcat. Mereka menguntit Egypt Air tanpa cahaya. Di sekitar Pulau
Kreta, Yunani, pilot Hawkeye memerintahkan pilot Egypt Air, Ahmed
Moneeb, mendarat di landasan udara NATO Sigonella di Sisilia, Italia.
Karena perintah itu tak digubris, jet-jet Tomcat mengintimidasi dengan
menyalakan dan menyorotkan lampu serta mengurung Egypt Air. Moneeb coba
mengadakan kontak radio dengan Kairo tapi sia-sia lantaran sinyal sudah
disumbat pesawat EA-6B Prowler. Semua pesawat akhirnya mendarat di
Sigonella.
Dunia gempar karena AS meringkus pesawat
sipil dengan kekuatan militer, tak ubahnya tindakan teroris. Presiden
dan rakyat Mesir marah karena wibawa mereka diinjak-injak. Demonstrasi
anti-AS dan Israel muncul di Kairo.
Di Sigonella, tim khusus antiteror AS
yang dipimpin Mayjen Carl Stiner mendapatkan penolakan dari otoritas
setempat. Permintaan AS untuk mengekstradisi empat pembajak plus Abbas
dan Badrakkan ke AS juga ditolak pemerintah Italia. Stiner mengabarkan
situasi di lapangan ke Gedung Putih.
Reagan mengontak presiden Italia,
Bethino Craxi, yang bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina,
tapi gagal. Reagan lalu mengontak perdana menteri Italia. Di sambungan
lain, Presiden Mesir Hosni Mubarak bernegosiasi dengan pemerintah
Italia: bila Italia tak mengizinkan Egypt Air terbang bersama para
pembajak, Mesir tak akan memberi izin pelayaran kapal Achille Lauro.
Pemerintah Italia ambil sikap. Mereka
memerintahkan pasukan Stiner mundur. Mereka menolak permintaan
ekstradisi Abbas dan Badrakkan ke negerinya. Mereka juga mengadili empat
pembajak: Youssef Majed, pembunuh Leon Klinghoffer, dijatuhi hukuman 30
tahun; sementara tiga pembajak lainnya lima tahun penjara. Abbas dan
Badrakkan juga diadili dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena
terbukti otak di balik pembajakan namun mereka kemudian kabur ke
Yugoslavia pada 1986.
“Meksi pemerintah Italia menahan empat
pelaku pembajakan kapal pesiar, mereka mengizinkan otak pimpinan
komplotan melarikan diri ke Yugoslavia meski ada permintaan penahanan
dari Presiden Reagan,” tulis Michael Bohn dalam The Achille Lauro Hijacking: Lessons in the Politics and Prejudice of Terrorism.
Kesal, AS melayangkan protes ke
pemerintah Italia, yang dianggap membiarkan pelarian itu. AS juga
mengajukan permintaan ekstradisi kepada pemerintahan Yugoslavia tapi
ditolak.
Abbas kemudian berpindah-pindah tempat
sebelum menetap di Irak pada 1994 di bawah perlindungan Presiden Saddam
Hussein. Dia ditangkap pasukan AS saat invasi Irak pada 2003 dan tewas
dalam tahanan.
|