Bakamla RI mendeklarasikan Alat Utama Sistem Keamanan Dan Keselamatan Laut produk dalam negeri untuk mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Deklarasi ini diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2015 di Ruang Serbaguna Badan Keamanan Laut Republik Indonesia.
“Melalui kegiatan ini Bakamla diharapkan dapat menjadi pelopor dalam kemandirian dan pengembangan teknologi dalam negeri, terutama pada bidang keamanan dan keselamatan di laut. Hal ini tentunya untuk menunjukkan bahwa Indonesia sudah cukup mumpuni dalam hal kualitas. Dengan kemampuan alat yang baik serta perawatan yang sesuai dengan standar internasional, maka produk dalam negeri tersebut tidak kalah dari produk luar”, ujar Plt. Deputi Inhuker Bakamla RI, Laksamana Pertama Maritim Eko Susilo Hadi dalam sambutannya mewakili Kabakamla RI.
Settama Bakamla RI Laksma Maritim Ir. Dr. Dicky R. Munaf menegaskan alutsiskamla merupakan peralatan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan keamanan dan keselamatan di laut seperti teknologi, kapal, persenjataan, peralatan SAR, dan peralatan pendukung lainnya. Adapun tujuan dari peningkatan Alutsiskamla ini untuk mengimbangi meningkatnya jumlah pengguna jasa laut sebagai salah satu wujud terlaksananya Poros Maritim Dunia sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo. Sehingga pengawasan keamanan dan keselamatan di perairan Indonesia dapat terakomodir secara menyeluruh.
Beberapa produk dalam negeri yang akan digunakan oleh Bakamla RI sebagai alutsiskamla tambahan, antara lain: Forward Looking Infra Red (FLIR) akan digunakan untuk pengawasan kapal yang ditujukan untuk mendukung operasional Bakamla dalam hal Sistem Deteksi Dini yang diantaranya: pengenalan pergerakan di laut untuk pengintaian, pengawasan dan akuisisi target obyek, pencarian di permukaan, pencarian dan pelacakan di luar kapal, dll. Remotely Operated Vehicle (ROV) yang akan digunakan untuk Maritime SAR mendukung survey bawah air sebagai alat deteksi dini BAKAMLA. ROV diinginkan untuk dapat beroperasi sampai kedalaman 100 meter. Serta Radar Over The Horizon (OTH) yang akan digunakan untuk traffic monitoring, yang memiliki pantauan wilayah mencapai hingga ± 250 NM. Dengan Radar OTH ini diharapkan Bakamla RI dapat memonitoring kapal-kapal yang melintas di perairan Indonesia dengan jangkauan wilayah yang lebih luas.
Bakamla RI bekerja sama dengan Intitut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengembangan-pengembangan teknologi ini. Pada tahap awal Bakamla RI menggunakan 10 produk Wakatobi Mini ROV Tactical Underwater Robot. Penggunaan teknologi lokal ini akan mendorong semangat pengembangan teknologi lokal sehingga di masa depan teknologi lokal akan terus diinovasikan pada setiap level dan bidang sendi negara baik di bidang pertahanan, keamanan dan kemanusiaan.(JML)