Merespon visi poros maritim yang dicanangkan Presiden Jokowi, maka pembicaraan tentang kebutuhan pesawat amfibi menjadi mengemuka. Setidaknya saat ini ada dua kompetitor yang berharap mendapat rejeki order dari pemerintah Indonesia. Yang pertama, Beriev Be-200 Altair dari Rusia, dan kedua adalah US-2 ShinMaywa dari Jepang.
Diantara keduanya, Be-200 jelas lebih familiar di Indonesia, pesawat ini pernah disewa untuk misi pemadaman kebakaran hutam di Sumatera pada tahun 2006. Bahkan, Be-200 mampu membetot perhatian publik saat upaya SAR pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata. Rusia bisa dibilang sukses menampilkan citra yang apik di mata masyarakat, tak tanggung-tanggung, selain Be-200, juga disertakan pasukan katak dari Rusia. Sementara, US-2 meski belum pernah bertandang ke Indonesia, sinyal ketertarikan pemerintah akan pesawat amfibi turbo propeller (turboprop) ini nampak cukup tinggi, salah satunya dari tanggapan Menhan Ryamizard Ryacudu yang tertarik akan kemampuan US-2 yang bisa menahan gelombang laut setinggi tiga meter.
Hingga tulisan ini dibuat, belum ada keputusan apakah nantinya yang akan dibeli US-2 atau Be-200. Tapi yang jelas, Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, sudah sewajarnya punya armada pesawat amfibi. Agak memilukan, justru Malaysia dan Thailand saat ini mengoperasikan pesawat amfibi untuk tugas multirole. Bayangkan, padahal di masa lalu Indonesia justu menjadi acuan armada pesawat amfibi di Asia Tenggara, sebut saja TNI AU pernah mengoperasikan PBY-5 Catalina dan UF-2 Grumman Albatross.
Nah, flash back ke masa lalu, tepatnya pada tahun 1995. Bombardier Aerospace (d/h Canadair), manufaktur pesawat asal Kanada, pernah begitu gencar melakukan promo penjualan pesawat amfibi CL-415 Super Scooper di Indonesia. Meski saat itu tak ada permintaan dari TNI, peluang pengoperasian pesawat amfibi cukup besar, pasalnya kebakaran hutan di Pulau Sumatera cukup besar, sulit diatasi, dan terus berulang.
Dari segi promosi, bahkan Bombardier saat itu rajin pasang iklan di media cetak nasional. Ditambah, CL-415 ikut dihadirkan ke Indonesia untuk melakukan live demo. Dalam rankaian demo keliling dunia, CL-415 pada 11 Desember 1995 sempat unjuk kebolehan di pantai Ancol, Jakarta Utara. Uji coba berlangsung cukup sukses, termasuk aksi menyiduk air di pantai dalam peran aerial firefighting.
CL-415 adalah pesawatt pemadam kebakaran yang juga dapat difungsikan sebagai pesawat pertanian (penyemprot hama), pesawat SAR (laut), pesawat intai maritim, pergeseran pasukan, dan dapat menjalankan funsi menjadi pesawat serbaguna. Semula CL-415 dikenal sebagai CL-215 yang bermesin piston (R-2800) hasil modifikasi pesawat itu, CL-215T, kemudian disempurnakan untuk menjadi turbo propeller dengan mesin Pratt & Whitney Canada PW123AF yang akhirnya diberi label CL-415. Dari sisi penampakan, CL-415 pada kedua sayapnya diberi winglet. Demikian pula pada ekornya yang ditambahkan finlet. Sementara di bagian kokpit dilengkapi EFIS (Electronic Flight Instrument System).
CL-415 dapat menyiduk air sambil meluncur dengan kecepatan tinggi di permukaan laut dan danau. Hanya dalam waktu 12 detik, CL-415 sudah dapat mengisi empat tanki melalui empat buah pintu air di bawah bodi. Kapasitas air yang dapat diisi mencapai 6.130 liter. Tanpa perlu kembali ke landasan, dengan jarak rata-rata 11 meter dari air (laut atau danau), serta kecepatan 148 Km per jam, pesawat buatan Bombardier ini dapat menyemburkan air sembilan kali (54.140 liter) sebelum kembali ke landasan untuk mengisi bahan bakar. Dengan campuran retardant (bahan kimia anti api), CL-415 menjalankan aksi pemadaman api secara efektif dan efisien.
Dengan empat tanki penuh, luas efektif semprotan mencapai 2.074 meter dengan panjang 107 meter. Tidak harus membuka keempat pintu, sesuai dengan keadaan, dapat dibuka dua pintu (air) sekaligus, atau dapat juga satu demi satu berurutan dengan selang waktu lima detik. Selama ada perairan yang dalamnya paling sedikit 2,1 meter, serta lebar jalur paling tidak 91 meter, maka ada kemungkinan untuk lepas landas sembari menyiduk air dalam jarak pacu 838 meter. Keunggulan lain Bombardier CL-415 adalah kemampuan STOL (short take off and landing).
Di segmen pasar pesawat amfibi, varian CL-415 adalah yang paling laris. Sejak terbang perdana pada Desember 1993, CL-415 sudah diproduksi 90 unit. Pesawat yang dibandrol US$37 juta per unit ini, sudah digunakan oleh Kanada, Amerika Serikat, Kroasia, Italia, Spanyol, Perancis, Yunani, Malaysia, Maroko dan Thailand (CL-215).
Spesifikasi Bombardier CL-415
– Crew: 2 pilots
– Payload: 2.900 kg
– Length: 19,82 meter
– Height: 8,9 meter
– Empty weight: 12.880 kg
– Maximum fuel weight: 4.650 kg
– Maximum takeoff weight (from land, disposable load): 19.890 kg
– Maximum takeoff weight (from land, non-disposable load): 18.600 kg
– Maximum takeoff weight (from water): 17.170 kg
– Max Capacity (Water or Retardant): 6.140 kg
– Maximum weight after scooping: 21.360 kg
– Maximum landing weight: 16.780 kg
– Powerplant: 2 × Pratt & Whitney Canada PW123AF turboprop
Performance
– Maximum speed: 359 km/h
– Cruise speed: 333 km/h
– Range: 2.443 km
– Service ceiling: 4.500 meter
– Rate of climb: 8,1 m/s
– Minimum water depth: 1,8 meter
(Indomiliter)