Jakarta
Tanpa memerlukan kapal tunda, KRI Rigel-933, kapal
survei hidrografi canggih TNI AL terbaru, bisa menambatkan diri di
dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Kapal
militer berkelir abu-abu laut itu tiba setelah 50 hari lalu berlayar
dari galangan kapalnya, OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis,
menuju Tanjung Priok.
Kepala
Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, memimpin upacara militer
penyambutan kapal perang terbaru TNI AL, di dermaga itu, Jumat.
“Indonesia
memesan dua kapal survei di kelas ini kepada galangan kapal itu.
Semuanya tepat waktu, baik pembuatan, pengujian, dan pengiriman,” kata
Supandi, tentang kapal yang dikategorikan sebagai Multi Purpose Research Vehicle itu.
Setelah
upacara penerimaan ini, KRI Rigel-933 akan ditempatkan di Dinas
Hidrografi-Oseanografi TNI AL, dengan nomenklatur penomoran 9xx yang
menandakan dia dikategorikan secara aset ke dalam jajaran kapal bantu.
Kapal kedua yang dipesan dari galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis, itu akan tiba pada September nanti.
Dia
akan diberi nama KRI Spica-934, yang juga memakai nama rasi bintang,
sebagaimana halnya dengan Rigel alias rasi Lintang Waluku (Jawa) atau
Orion (Inggris/Barat).
Laiknya
kapal survei hidrologi, KRI Rigel-933 seukuran panjang 60 meter dan
bobot kosong 500 ton itu tidak dilengkapi senjata mematikan, hanya dua
senapan mesin 12,7 milimeter yang ditancap di geladak samping kanan dan
kirinya, plus senapan mesin 20 milimeter di bawah anjungan.
Yang
menjadi keistimewaan kapal seharga 93,848 juta dolar Amerika Serikat ini
adalah deretan instrumen khusus penera hidrologis dan oseanografis.
Di antara banyak keistimewaan dan kecanggihan instrumennya, yang paling menyolok mata adalah kehadiran Autonomous Underwater Vehicle mirip torpedo gemuk berwarna oranye terang, di dalam kontainer khusus di geladak luar buritan kapal.
Dialah
yang menjadi andalan dalam memindai bentang alam laut mengandalkan sonar
sisinya. Instrumen ini buatan Kongsberg, Norwegia.
Dia
bisa beroperasi secara mandiri (otonom) berbasis data komputer yang
telah diinput dan data keluaran hasil kerjanya bisa dipancarkan seketika
waktu.
Masih didukung robot bawah laut buatan ECA Robotics, Prancis, yang awam biasa menamakan ini sebagai Remoted Operated Vehicle, dengan kamera-kamera tiga dimensinya. Olahan datanya bisa dilihat seketika di layar monitor dalam tampilan tiga dimensi.
“Dia bisa
membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali
perbedaan salinitas dan pergerakan arus air. Juga bisa membedakan
apakah obyek yang dijumpai itu metal, bahan organik, dan sebagainya,”
kata Kepala Subdinas Penerangan Umum Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel
Pelaut Suradi, secara terpisah.
Beberapa
hadirin berkata, jika KRI Rigel-933 sudah tiba saat musibah AirAsia
Qz8510 terjadi maka proses SAR korban dan evakuasi reruntuhan pesawat
terbang itu bisa lebih cepat dan efisien.
KRI Rigel-933 yang baru tiba ini masih dalam pendampingan pembuatnya, galangan kapal OCEA Dossier.
“Kapal
kami ini sangat istimewa, beberapa negara telah memesan. Bisa untuk
kepentingan militer ataupun sipil sepenuhnya, tergantung keperluan,"
katanya.
"Yang
penting juga, Angkatan Laut Prancis juga memakai kapal sama dengan yang
dipesan Indonesia ini,” kata Manajer Proyek OCEA Dossier, Luc
Boulestreau.
Dia turut
menyaksikan detik-detik kehadiran KRI Rigel-933 di Tanjungpriok itu.
Senyumnya mengembang saat kapal berbodi alumunium itu bisa bermanuver
baik dan ditambat.
“Masih banyak sekali keandalan kapal ini yang harus dikuasai sepenuhnya dan kami siap mendukung sepenuh hati,” kata Boulestreau.(Antara)