Mengutip informasi dari Janes.com (12/5/2015), EID SA, perusahaan penyediaan sistem komunikasi militer asal Portugal telah mendapatkan kontrak untuk melakukan instalasi sistem komunikasi pada dua SSV pesanan AL Filipina tersebut. Nilai kontrak penyediaan sistem komunikasi mencapai 1,5 juta euro yang telah diteken pada 8 Mei lalu di Lisbon, Portugal. Menurut rencana, integrasi sistem komunikasi dari EID akan tuntas seiring jadwal pengiriman kapal dari PT PAL. Untuk SSV pertama, di jadwalkan meluncur pada Oktober 2015, sementara kapal kedua akan rampung pada bulan Mei tahun 2016. Paket sistem komunikasi yang ditawarkan EID mencakup ICCS5 communications control system dan Harris RF Communications VLF-HF and V/UHF radios.
Untuk nilai kontrak pembuatan kedua kapal oleh PT PAL menelan biaya US$90 juta. SSV sejatinya adalah hasil pengembangan dari LPD-125 buatan Busan, Korea Selatan. Dari segi dukungan kemampuan dan karakter operasinya, SSV mirip dengan LPD. Hanya saja, SSV punya ukuran sedikit lebih kecil dari LPD, bobot nya pun juga lebih ringan. Berikut perbandingan spesifikasi antara LPD TNI AL dan SSV pesanan AL Filipina.
Dengan ukuran yang lebih kecil dari LPD, SSV dalam kondisi perang dapat membawa 120 awak kapal dan 500 personil tempur. Empat tank, empat truk, satu mobile hospital, dua jeep, dan dua helikopter juga bisa dijejalkan kedalamnya. Dalam desainnya, pada bagian haluan kapal ini dapat dilengkapi meriam reaksi cepat Bofors 57mm MK2/3.
Kemampuan PT PAL memproduksi LPD/SSV tak lain buah dari ToT (Transfer of Technology) dari Korea Selatan. Berawal saat pemerintah Indonesia membeli LPD dari Daesun Shipbuilding dan Daewoo International Corporation, Korea Selatan. Secara resmi kontrak pembangunan LPD diteken pada bulan Maret 2005. (Indomiliter)