Jakarta, Sebagaimana hasil riset dari ICD Research yang
menyatakan bahwa perkiraan kebutuhan belanja alat pertahanan di Asia
akan terus meningkat. Sebagian besar belanja tersebut kemungkinan
diarahkan untuk belanja kendaraan angkut, tank tempur utama (Main Battle Tank) dan kendaraan lapis baja pengangkut personel (Armoured Personnel Carrier).
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Selasa (28/4), saat menjadi pembicara kunci dalam Armoured Vehicle Asia 2015 Conference di Hotel Crown, Jakarta. Menhan berharap Armoured Vehicle Asia 2015 Conference dapat
memberikan peluang strategis dalam membangun kemitraan di bidang
industri kendaraan lapis baja yang kemudian akan memberikan manfaat
keekonomian bagi negara masing-masing.
Konferensi
yang diselenggarakan oleh PT Pindad bekerjasama dengan IQPC Inggris
sebagai mitra strategis ini adalah upaya komunitas industri kendaraan
lapis baja Internasional untuk berkumpul dan mencari terobosan bagi
pengembangan industri pertahanan dunia.
Melalui
konferensi ini, diharapkan terjalin kemitraan strategis dan peluang
untuk mengembangkan kemampuan kendaraan lapis baja sesuai dengan
tuntutan pasar dunia. Konferensi ini juga diharapkan memberikan
kontribusi besar terhadap kemajuan industri kendaraan lapis baja di masa
mendatang.
Sementara
itu, bagi Indonesia yangs edang mengalami transformasi di bidang
industri pertahanan, berpeluang untuk menjadi bagian dari rantai pasokan
global Asia serta sebagai pemain besar dalam industri pertahanan dunia.
Sejak tahun 1993 melalui PT Pindad, Indonesia telah mampu memproduksi
Armoured Personal Carier (APC) 6x6 yang disebut Anoa, 4x4 kendaraan
taktis yang dinamai Komodo dan 6x6 Panser dengan meriam 90 mm yang
dinamai Badak. Kendaraan lapis baja produk PT Pindad juga telah
digunakan untuk membantu pasukan TNI di dalam negeri dan menjadi bagian
alutsista yang digunakan TNI dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di
Lebanon dan Sudan.( DMC)