Seperti
sudah diberitakan sebelumnya, Indonesia dan Turki sepakat bekerja
bersama membangun medium tank. Penandatanganan MoU kerja sama itu
sendiri sudah dilakukan pada ajang IDEF 2013 di Turki, awal mei lalu.
Disebutkan pula, masing-masing negara akan berpartisipasi sebanyak
50%-50% dalam hal pembiayaan dan pembuatan prototipe. Skema produksi
bersama sendiri nantinya akan meniru proses pembuatan CN-235 antara IPTN
(sekarang PT.DI-red) dan CASA.
Namun, bagaimana detail kerjasama tersebut belumlah banyak
terungkap. Redaksi ARC kemudian mencoba mencari tahu ke beberapa pihak
yang terkait dalam skema kerjasama Medium tank ini. ARC kemudian
mendapatkan sedikit jawaban.
Yang pertama, Medium tank yang akan dibikin nanti adalah benar-benar
desain baru. Jadi tidak merujuk kepada Ranpur ACV-300 bikinan FNSS, yang
telah dipelajari pula dari Pindad. Yang kedua, biaya untuk pengembangan
desain hingga membuat prototipe adalah sebesar US$ 24 juta. Dengan
demikian, Indonesia Turki akan dibebani masing-masing sebesar 12 juta
dollar.
Selanjutnya, pada akhir Juni atau awal Juli, Pindad dan FNSS sudah
menyerahkan proposal skema pembuatan Tank Medium kepada Kementrian
Pertahanan RI. Proposal itu berisikan mengenai perkiraan besaran biaya,
timeline produksi, hingga desain medium tank. ARC juga mendapatkan
informasi, nantinya akan dibuat sebanyak 3 prototipe yang rencananya
selesai pada 3-4 tahun mendatang. 1 prototipe dibuat di Pindad, dan 2
lainnya di FNSS. Namun, salah satu prototipe yang dibuat di FNSS hanya
berupa Tank tanpa kelengkapan isi, alias kosongan. Prototipe kosongan
ini nantinya digunakan untuk uji ketahanan berbagai macam tembakan.
Namun demikian, informasi ini barulah tahapan awal. Kedepannya, masih
bisa berubah banyak tergantung hasil diskusi antara pihak Pindad dan
FNSS serta Kementrian Pertahanan kedua negara. Apapun hasilnya, kita
doakan saja semoga rencana ini berjalan lancar.
ARC