Pages

Tuesday, 28 May 2013

UAV Swasta? Mengapa tidak...?

Di tengah hingar bingar pengadaan dan pembentukan skadron UAV pertama Indonesia, sejatinya potensi anak bangsa akan pembuatan UAV tak perlu diragukan. Selain lembaga riset negara semacam BPPT atau Balitbang Kemhan, kalangan anak muda swasta pun ikut tergerak mengembangkan UAV.

(all photo by aeroterrascan)


Salah satunya adalah Aeroterascan yang menawarkan berbagai jenis UAV. Setidaknya, perusahaan kecil asal Bandung Jawa barat ini menawarkan 4 jenis UAV yang dibedakan dari ukuran. Paling kecil dan terbaru adalah RBX01. Jika anda pernah meononton film Act of Valour, dimana personel SEAL melepas UAV kecil, seperti itulah RBX01. Cukup dilempar dengan tangan, ia akan terbang dan memasok informasi. karena ukurannya yang kecil, maka daya jelajah dan endurance nya pun tergolong rendah. Yaitu hanya 15 km dan 1 jam saja.


Produk lainnya adalah RBX02. Dilihat sosoknya, dan dibandingkan dengan UAV modern macam Predator, UAV ini masih tergolong kecil. Namun untuk menerbangkannya diperlukan pelontar, dan mendarat dengan bantuan jaring. Radius aksinya mencapai 50 kilometer dengan ketahanan terbang selama 1 jam. Untuk misi-misi taktis semacam pengintaian artileri, UAV ini kelihatannya cocok.

Ada lagi UAV RBX04 dan RBX08. UAV ini mirip dengan buatan BPPT. Spesifikasinya pun tak jauh beda. Jika dilempar ke pasaran, bisa jadi UAV ini akan berhadapan langsung dengan UAV besutan BPPT. Namun demikian, dari ke-4 UAV tadi, semuanya didesain bisa menerima bermacam konfigurasi, tergantung kondisi keuangan pemesan. Nah, anda tertarik?








ARC