Di
tengah hingar bingar pengadaan dan pembentukan skadron UAV pertama
Indonesia, sejatinya potensi anak bangsa akan pembuatan UAV tak perlu
diragukan. Selain lembaga riset negara semacam BPPT atau Balitbang
Kemhan, kalangan anak muda swasta pun ikut tergerak mengembangkan UAV.
(all photo by aeroterrascan)
Salah satunya adalah Aeroterascan yang menawarkan berbagai jenis
UAV. Setidaknya, perusahaan kecil asal Bandung Jawa barat ini menawarkan
4 jenis UAV yang dibedakan dari ukuran. Paling kecil dan terbaru adalah
RBX01. Jika anda pernah meononton film Act of Valour, dimana personel
SEAL melepas UAV kecil, seperti itulah RBX01. Cukup dilempar dengan
tangan, ia akan terbang dan memasok informasi. karena ukurannya yang
kecil, maka daya jelajah dan endurance nya pun tergolong rendah. Yaitu
hanya 15 km dan 1 jam saja.
Produk lainnya adalah RBX02. Dilihat sosoknya, dan dibandingkan
dengan UAV modern macam Predator, UAV ini masih tergolong kecil. Namun
untuk menerbangkannya diperlukan pelontar, dan mendarat dengan bantuan
jaring. Radius aksinya mencapai 50 kilometer dengan ketahanan terbang
selama 1 jam. Untuk misi-misi taktis semacam pengintaian artileri, UAV
ini kelihatannya cocok.
Ada lagi UAV RBX04 dan RBX08. UAV ini mirip dengan buatan BPPT.
Spesifikasinya pun tak jauh beda. Jika dilempar ke pasaran, bisa jadi
UAV ini akan berhadapan langsung dengan UAV besutan BPPT. Namun
demikian, dari ke-4 UAV tadi, semuanya didesain bisa menerima bermacam
konfigurasi, tergantung kondisi keuangan pemesan. Nah, anda tertarik?
ARC