Rombongan road show pesawat CN-295 yang dipimpin Wakil Menteri
Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, bersiap meninggalkan Nay Pyi Taw,
Myanmar, menuju Bangkok, Thailand, Selasa (28/5/2013). Dalam road show
yang berlangsung 22-31 Mei 2013, rombongan mengunjungi enam negara Asean
yaitu Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
NAY PYI TAW: Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin memastikan, alat
pertahanan produksi Indonesia yang ditawarkan ke negara lain adalah independen dan dijamin secara teknis. Alat pertahanan yang ditawarkan ke negara lain tersebut juga sudah dipakai oleh Tentara Nasional Indonesia.
Demikian disampaikan Sjafrie sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (27/5/2013).
Dalam pertemuan dengan Wai Lwin, Sjafrie menjelaskan tentang pesawat CN-295 yang ditumpanginya untuk ke Myanmar. Sjafrie ke Myanmar dalam rangka road show pesawat milik TNI Angkatan Udara tersebut ke enam negara ASEAN, yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
Pada akhir pertemuan yang berlangsung selama sekitar 30 menit tersebut, Sjafrie memberi cendera mata berupa helm pasukan dan rompi antipeluru yang semuanya buatan Indonesia. Sjafrie juga mengatakan, helm yang diberikannya terbuat dari kevlar dan sudah dipakai oleh pasukan Indonesia yang tergabung dalam misi perdamaian PBB.
"Terima kasih banyak. Jika misalnya ada perang, saya akan menggunakannya," kata Wai Lwin.
Dalam perbincangan dengan Kompas, Sjafrie menegaskan tetap terbuka peluang bagi Indonesia untuk menjual alat pertahanan produksi dalam negeri ke Myanmar meski negara itu sedang menghadapi embargo dari sejumlah negara. Alat pertahanan yang ditawarkan Indonesia adalah produk dalam negeri dan bahan bakunya juga dari Indonesia.
Alat pertahanan yang ditawarkan oleh Indonesia juga sudah terbukti keandalannya dan tak ada masalah dari segi pelayanan setelah penjualan. "Misalnya untuk CN-295 hasil prosuksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military. Indonesia juga menyediakan suku cadang dan pusat pemeliharaan pesawat tersebut di Bandung," jelas Sjafrie.
NAY PYI TAW: Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin memastikan, alat
pertahanan produksi Indonesia yang ditawarkan ke negara lain adalah independen dan dijamin secara teknis. Alat pertahanan yang ditawarkan ke negara lain tersebut juga sudah dipakai oleh Tentara Nasional Indonesia.
Demikian disampaikan Sjafrie sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (27/5/2013).
Dalam pertemuan dengan Wai Lwin, Sjafrie menjelaskan tentang pesawat CN-295 yang ditumpanginya untuk ke Myanmar. Sjafrie ke Myanmar dalam rangka road show pesawat milik TNI Angkatan Udara tersebut ke enam negara ASEAN, yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
Pada akhir pertemuan yang berlangsung selama sekitar 30 menit tersebut, Sjafrie memberi cendera mata berupa helm pasukan dan rompi antipeluru yang semuanya buatan Indonesia. Sjafrie juga mengatakan, helm yang diberikannya terbuat dari kevlar dan sudah dipakai oleh pasukan Indonesia yang tergabung dalam misi perdamaian PBB.
"Terima kasih banyak. Jika misalnya ada perang, saya akan menggunakannya," kata Wai Lwin.
Dalam perbincangan dengan Kompas, Sjafrie menegaskan tetap terbuka peluang bagi Indonesia untuk menjual alat pertahanan produksi dalam negeri ke Myanmar meski negara itu sedang menghadapi embargo dari sejumlah negara. Alat pertahanan yang ditawarkan Indonesia adalah produk dalam negeri dan bahan bakunya juga dari Indonesia.
Alat pertahanan yang ditawarkan oleh Indonesia juga sudah terbukti keandalannya dan tak ada masalah dari segi pelayanan setelah penjualan. "Misalnya untuk CN-295 hasil prosuksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military. Indonesia juga menyediakan suku cadang dan pusat pemeliharaan pesawat tersebut di Bandung," jelas Sjafrie.