Operasi Anti Kapal Selam (AKS) merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh unsur-unsur Satkor, selain kemampuan
fungsi Pernika, pertahanan udara dan anti kapal permukaan. Diskusi
operasi AKS ini dilaksanakan pada hari Senin, 3 Juni 2013 lalu sesaat
setelah briefing Komandan Satuan, diskusi ini dipimpin langsung oleh
Komandan Satkor Koarmatim Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si. dan dihadiri
oleh Komandan KRI jajaran Satkor Koarmatim. Bahan diskusi diambil dari hasil pelaksanaan pelayaran KRI Frans Kaisiepo-368 setelah selesai mengikuti International Maritime Defence Exhibition (IMDEX-Asia) 2013 di Singapura. Pada pelayaran kembali ke tanah air, KRI Frans Kaisiepo-368 telah melaksanakan pengoperasian XBT (Expandable Bathy Termograph) sebagai alat untuk mengetahui kondisi suhu di suatu perairan yang dimungkinkan sebagai tempat operasi kapal selam. Berdasarkan data XBT tersebut, KRI Frans Kaisiepo-368 melaksanakan pengoperasian sonar baik secara mode aktif maupun pasif. Hasil data pengoperasian sonar KRI Frans Kaisiepo-368 telah menunjukkan korelasi yang signifikan. Dari kontribusi data hasil pengoperasian XBT, KRI Frans Kaisiepo-368 dapat mengoperasikan sonar secara efektif dengan didapatnya deteksi kontak bawah air yang dapat dimungkinkan sebagai kontak kapal selam, hal ini diketahui setelah dilakukan berbagai analisa lingkungan di sekitar perairan. Diskusi operasi AKS untuk Komandan KRI di lingkungan Satkor ini sangat menarik karena akan dapat meningkatkan kemampuan profesi para Komandan KRI di lingkungan Satkor Koarmatim yang memang dituntut untuk memiliki keahlian dan keterampilan dalam peperangan anti kapal selam. (Dispenarmatim) Kormartim |