Kaplan, FNSS Turki (photo: DEFESA Global)
JAKARTA: Indonesia dan Turki menandatangani kesepakatan kerjasama pembuatan tank medium pada ajang IDEF 2013 di Turki, awal Mei lalu, untuk dijadikan Tank Nasional, setelah Indonesia sebelumnya sukses membangun Panser Anoa.
“Indonesia memilih FNSS Turki karena pengalaman dan tekhnologi kami telah diakui dunia” ujar pejabat FNSS di Ankara. Proyek kerjasama itu akan menghasilkan prototype dalam 4 tahun ke depan. “Kami sedang mengajukan proposal secara resmi untuk bersama-sama merancang, mengembangkan dan memproduksi tank medium,” katanya.
Yang menjadi pertanyaan, rancang bangun tank model apa yang diajukan FNSS Turki maupun Pindad Indonesia ?
Opsi yang mungkin ditawarkan FNSS Turki adalah produk terbaru mereka, Konsep Light Armoured Weapon Carrier – Tracked (LAWC-T), Tank Kaplan.
Tank Kaplan diciptakan FNSS sebagai lapis baja ringan untuk berbagai tujuan: Tank pengintai, Anti-tank (dengan peluncur ATGM) dan juga bantuan tempur/ bantuan tembakan bagi infanteri.
Konsep Tank Kaplan sengaja diperkenalkan Turki di ajang Eksebisi IDEF 2013, untuk mencari masukan dari calon pembeli. Setelah keinginan calon pembeli diserap, FNSS Turki akan membuatkan prototype varian baru dari Tank Kaplan. Ceruk bisnis inilah yang berhasil diraih FNSS Turki dengan Malaysia. FNSS Turki menyodorkan IFV PARS 8×8, kemudian direspon Malaysia dengan meminta sejumlah modifikasi disesuaikan kebutuhan militer Malaysia. Setelah modifikasi, prototype varian PARS 8×8 itu dikirim ke Malaysia untuk di ujicoba. Jika semua sudah cocok, barulah IFV itu dibuat dengan skema kerjasama dengan Deftech Malaysia, hingga kini muncul varian baru dan diberinama AV 8 Deftech.
Skema kerjasama PT Pindad dengan FNSS bisa jadi secara garis besar seperti itu. Seberapa besar prosentase keterlibatan PT Pindad dalam membangun Tank baru, tentu disesuaikan dengan seberapa besar kemampuan PT Pindad dalam membuat Tank.
Hull/ body dari Tank Kaplan terbuat dari alumunium curah (non-patri) yang dilapis armor ballistic protection STANAG 4569 Level 4, mampu menahan tembakan senjata mesin berat penyobek lapis baja 14.5×114 mm standar Rusia atau Armor-Piercing Fin-Stabilized Discarding-Sabot 14.5x114mm (NATO).
Kaplan juga memiliki perlindungan ranjau STANAG 4569 Level 3 dan bisa ditingkatkan dengan memasang plat baja di bawah tank.
Komandan dan pengemudi duduk bersebelahan di bagian depan dilengkapi 8 periskop untuk mendapatkan pandangan 180 derajat. Mereka juga dilengkapi rangkaian kamera siang dan malam (penjejak panas/thermal imager), long range CCD camera dengan jangkauan 360 derajat yang dikontrol dari panel flat di ruang kendali komandan dan pengemudi. Selain itu masih ada juga penjejak infra merah, untuk mengukur jarak kendaraan lawan.
Light Armoured Weapon Carrier – Tracked (LAWC-T) Kaplan disiapkan untuk bisa dipasang berbagai jenis turret, sesuai keinginan/ kebutuhan konsumen, seperti canon 25-40 mm otomatis ataupun manual, turet pembawa berbagai rudal anti-tank, ATGM, serta pilihan lain, meriam dari berbagai kaliber.
Kaplan memiliki chasis yang pendek dengan mesin yang terpasang di bagian belakang, memungkinkan komandan dan pengemudi duduk berdampingan di depan, untuk mendapatkan pemandangan yang tertinggi dan luas dari medan perang. Penempatan mesin di bagian belakang juga dimaksudkan mengurangi tingkat kebisingan dan jejak panas yang ditinggalkan.
LAWC-T in mengangkut 5 kru yang masuk lewat pintu belakang serta dua pintu samping. Pengemudi juga dilengkapi pintu kecil di bagian atas.
Didorong oleh mesin diesel dengan 3 shock absorbers di setiap sudutnya, Tank Kaplan memiliki mobilitas tinggi sehingga memungkinkan untuk beradu cepat atau mengejar Main Battle Tank, baik di jalan beraspal atau cross country.
Adanya kemampuan itu membuat Kaplan bisa berfungsi sebagai Anti-Tank (dengan ATGM) ataupun intai tempur. untuk mobilitas, Kaplan bisa diangkut dengan Hercules C 130 ataupun kereta api.
Opsi lain yang dimiliki FNSS Turki adalah ACV 300 yang diubah menjadi ACV SW dilengkapi turret BMP 3 Rusia.
Tank Kaplan Canon 105/120mm dan AFV SW adalah dua prototype yang mungkin diajukan oleh Turki. Tapi tidak tertutup kemungkinan Pindad juga akan mengajukan prototype yang pengerjaannya akan dibantu FNSS.
Jika turet yang diinginkan Pindad dari Cockerill Belgia, ada dua produk yang beredar di pasaran. Yang terbaru adalah Tank Anders buatan Polandia.
Tank Anders mengambil basis pengembangan dari IFV CV90, yang juga dibeli oleh Polandia. Tank ini memiliki berat 35ton dan dipersenjatai meriam cockerill 105 dan 120mm.
Model lainnya adalah Tank CV90120-T, juga pengembangan dari IFV CV90. IFV CV90 dengan versi meriam 120mm diperkenalkan Swedia pada tahun 1998. Dengan bobot 35 ton, tank ini memiliki daya gempur besar dan cocok dengan kebutuhan kavaleri Indonesia.
CV90120-T LIGHT TANK (Image: BAE Systems)
Model tank mana yang kira kira dipilih untuk menjadi prototype Tank Nasional ?. Pilihannya adalah tank mana sajalah, semua bagus. Yang penting jadi dibikin, bukan berhenti ditingkat prototype saja. Sudah cukup lama Indonesia bergulat membuat prototype tank dan sampai kini tidak juga dibuat.
Pembuatan Panser Anoa juga tidak terlepas dari persoalan diskusi yang “mbulet”. Breaking through dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan membawa semua pihak yang berkepentingan ke PT Pindad Bandung, termasuk penyandang dana dari BNI.
“Ini panser bagus yang akan menjadi kebanggaan Indonesia dan sangat dibutuhkan TNI. Bagaimana BNI, bisa mendanainya ?”, ujar Jusuf Kalla. Perwakilan dari BNI pun menjawab: “Bisa Pak, (karena dalam hati orang BNI, toh pembuatan panser ini proyek negara sehingga investornya tidak mungkin melarikan diri). “Bikin dulu, urusan kualitas bisa ditingkatkan di belakang hari”, ujar Wakil Presiden. Dan kini Indonesia memiliki Panser Anoa yang membanggakan.
Semoga kisah Panser Anoa, berulang di pembangunan prototype Tank Nasioanl, agar PT Pindad Bandung tidak dipenuhi contoh lapis baja atau prototype berbagai jenis tank dari Sherman hingga ACV 300.
JKGR