Menurut Marty, hal ini disampaikan Presiden Putin dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono di sela KTT APEC di Bali, Senin. "Presiden Rusia pun menyampaikan apresiasi atas pandangan Indonesia mengenai masalah Suriah," kata Marty.
Marty mengungkapkan pandangan Indonesia dan Rusia soal Suriah memiliki kemiripan. Pandangan Indonesia yang memberikan kesempatan dan peran diplomasi dalam menyelesaikan masalah Suriah juga digarisbawahi oleh Rusia.
Presiden Yudhoyono menurut dia, dalam kesempatan itu juga mengucapkan terima kasih karena upaya Rusia untuk kembali meletakkan penyelesain Suriah dalam kerangka diplomasi.
"Ingat saat KTT di ST Petersburg (Rusia) diadakan, pada saat genderang perang disuarakan, pada saat seolah-olah dunia meluncur pada penggunaan kekerasan, bukankah pada saat itu Bapak Presiden berbicara dengan penuh ketegasan dan secara lugas, bahwa diplomasi harus diberikan peran dan kesempatan, ternyata suara yang lantang dan lugas dan tegas tersebut digarisbawahi oleh negara-negara lain termasuk oleh Rusia dan alhamdulillah oleh AS sendiri, sehingga menghasilkan perlucutan senjata kimia Suriah," katanya.
Sementara itu, Marty menambahkan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono juga mengapresiasi surat Presiden Yudhoyono yang dikirimkan kepadanya terkait penyelesaian masalah Suriah.
"Pemerintah Jepang, Perdana Menteri mengapresiasi surat yang dikirim Presiden kepada PM Jepang mengenai perkembangan di Suriah, bagaiamana Indonesia menampilkan sosok sebagai negara yang konstruktif mengenai masalah ini," katanya.
Presiden Yudhoyono juga melakukan pertemuan bilateral dengan PM Jepang seusai pertemuan bilateral dengan Rusia. (M041)
antara