BAKU
tembak yang terjadi antara polisi dan kelompok teroris di Poso hari
ini, merupakan buntut penemuan lokasi latihan teroris. Barang bukti
berupa senjata dan peluru ditemukan di lokasi tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi
Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, tim Bravo Satuan
Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) menemukan lokasi bekas tempat
pelatihan kelompok teroris di lokasi Wiralindu atas, Dusun Limpo
Padanglembara, Poso, Sulawesi Tengah.
Saat hendak memeriksa tempat tersebut, terjadilah baku tembak tersebut yang mengakibatkan satu anggota Brimob Polda Sulteng, Bharada Putu Satria Wibawa, meninggal dunia.
"Polisi berhasil menangkap satu orang
tersangka teroris atas nama Fandi, terkena luka tembak di kaki. Dan satu
orang lagi meninggal dengan identitas belum di ketahui,"kata Boy Rafli
di Jakarta, Kamis (6/2).
Selain itu, tambah dia, polisi menyita
barang bukti berupa senjata api rakitan laras panjang, cassing bom
lontong, 13 butir selongsong peluru kaliber 5.56 mm, 34 buah potongan
besi cor, dan sepasang sepatu PDL TNI AD ukuran 42.
Selain itu, ditemukan dan disita dua
celana pendek kain, lakban coklat, terpal warna biru, karung warna putih
pembungkus senjata rakitan, dan plastik warna biru dan hitam yang
dijadikan pembungkus potongan besi,cassing bom,selongsong peluru dan
lakban.
Dikatakan Boy, kelompok teroris ini
merupakan bagian dari kelompok teroris pimpinan Santoso. "Ya, bagian
dari kelompok Santoso,"katanya.
Santoso alias Abu Mus'ab Al-Zarqawi
Al-Indunesi Abu Wardah alias Abu Yahya merupakan tokoh utama kelompok
teror Poso yang keberadaannya hingga saat ini masih misterius.
Santoso diketahui terlibat dalam
perencanaan pelatihan teroris di Aceh, Poso, dan berkomunikasi aktif
dengan kelompok teror Solo jaringan Badri.
Selain merekrut orang-orang untuk
melakukan latihan teror, Santoso pun kerap mengundang orang-orang di
luar Poso untuk melakukan aksi di wilayah Poso.
Santoso adalah seorang residivis konflik
Poso beberapa tahun lalu. Setelah di bui, dia kembali melakukan
serangkaian kegiatan teror dan pelatihan teror.
Terduga Teroris Poso Sempat Sandera Warga
Kelompok bersenjata yang diduga teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dikabarkan sempat menyandera warga setempat, sebelum terlibat baku tembak dengan aparat kepolisian, Kamis (6/2/2014).
Kapolres Poso Ajun Komisaris Besar Kusnadi mengatakan, sekelompok terduga teroris sempat menyandera empat warga Desa Sahunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.
"Keempat warga itu hendak ke atas gunung yang berada di desa tersebut. Ketika itu, keempatnya berpapasan dengan kelompok itu sehingga mereka disandera. Tapi, karena yakin warga itu tak tahu mereka adalah teroris, maka dilepaskan," tutur Kusnadi.
Selanjutnya, keempat warga tersebut melaporkan ke pamong desa setempat mengenai peristiwa yang mereka alami dan diteruskan ke kepolisian setempat.
"Menurut laporan warga, mereka mencurigai kelompok itu adalah bandit. Tapi kami curiga, karena bandit jarang bermarkas di gunung sehingga kami menurunkan pasukan untuk berpatroli ke daerah itu," jelasnya.
Namun, ketika melakukan patroli di kawasan pegunungan desa, polisi langsung ditembaki oleh sekelompok orang.
"Anggota yang berpatroli langsung mengontak markas, dan kami lakukan pengepungan," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, aparat Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah, terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata yang diduga sebagai jaringan teroris, Kamis (6/2/2014) siang.
Kapolres Poso Ajun Komisaris Besar Kusnadi mengatakan, kontak senjata tersebut terjadi di Desa Sahunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan. Ia mengatakan, baku tembak tersebut berlangsung sejak pukul 11.00 WIB.
Dalam baku tembak itu, dua orang yang diduga anggota kelompok teroris bersenjata dinyatakan tewas.
"Identifikasi cepat anggota kami, satu terduga teroris yang tewas itu bernama Afandi, sedangkan satu lainnya belum diketahui karena sampai saat ini masih berlangsung kontak senjata," kata Kusnadi.
Sementara di pihak kepolisian, kata Kusnadi, satu anggota Brimob, Bharada I Putu Satria, mendapat luka tembak.
jurnas Kompas