Jakarta
- Dicap sebagai salah satu kementerian yang berkomitmen dalam
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri negeri, Wakil Menteri
Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoedin mengatakan hal itu berbanding
lurus dengan produksi industri pertahanan yang cukup signifikan dalam
lima tahun ini. Dengan kualitas yang baik, kata Sjafrie membuat produksi
industri pertahanan dalam negeri digunakan sendiri maupun diekspor ke
sejumlah negara.
"Jadi saya kira justifikasinya itu di produksi, di pemasaran, sejauh mana industri pertahanan dalam negara menopang kebijakan pertahanan Indonesia secara keseluruhan," kata Sjafrie mengenai alasan kementeriannya mendapatkan penghargaan di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Rabu (5/2) petang.
Sjafrie mencontohkan PT Pindad sudah memproduksi 25 panser yang sesuai standar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan telah diekspor pula. Sementara PT PAL, kata dia sudah sanggup memproduksi kapal combatant dan kapal angkut tank yang dijual ke negara ASEAN, seperti Filipina.
"Industri pertahanan kita sudah memenuhi tingkat menengah sedang ke tingkat tinggi dalam 10 tahun lagi, membuat kapal tempur sendiri," lanjutnya.
Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI saat ini, kata dia seluruhnya merupakan produk dalam negeri.
"Kalau tingkat tinggi belum, kapal selam belum. Pesawat tempur belum tapu kita akan buat sendiri kerjasama dengan Korsel (Korea Selatan). Tank juga belum tapi panser sudah," lanjut Wamenhan.
"Jadi saya kira justifikasinya itu di produksi, di pemasaran, sejauh mana industri pertahanan dalam negara menopang kebijakan pertahanan Indonesia secara keseluruhan," kata Sjafrie mengenai alasan kementeriannya mendapatkan penghargaan di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Rabu (5/2) petang.
Sjafrie mencontohkan PT Pindad sudah memproduksi 25 panser yang sesuai standar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan telah diekspor pula. Sementara PT PAL, kata dia sudah sanggup memproduksi kapal combatant dan kapal angkut tank yang dijual ke negara ASEAN, seperti Filipina.
"Industri pertahanan kita sudah memenuhi tingkat menengah sedang ke tingkat tinggi dalam 10 tahun lagi, membuat kapal tempur sendiri," lanjutnya.
Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI saat ini, kata dia seluruhnya merupakan produk dalam negeri.
"Kalau tingkat tinggi belum, kapal selam belum. Pesawat tempur belum tapu kita akan buat sendiri kerjasama dengan Korsel (Korea Selatan). Tank juga belum tapi panser sudah," lanjut Wamenhan.