Bung Tomo Class (Kenyot10) |
"Tim harus belajar mengoperasikan kapal dulu," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati saat dihubungi Tempo, Senin, 3 Februari 2014.
Ia menuturkan kapal tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda dengan kapal perang milik Indonesia sebelumnya. Selain kru, komandan kapal Kolonel (Laut) Yayan Sofiyan juga dikirim ke Inggris untuk ikut mempelajari kapal tersebut.
"Kolonel Yayan sudah bolak-balik Inggris dan Indonesia untuk melaporkan perkembangan," kata Untung. Sesuai target, proses belajar tim TNI AL akan selesai dalam empat bulan mendatang. Dengan begitu, kapal baru TNI AL bisa dibawa pulang dari Inggris pada Juni.
Saat disinggung soal persenjataan kapal tersebut, Untung masih bungkam. Dia hanya menegaskan bahwa persenjataan kapal baru milik TNI AL ini cukup canggih, sehingga mampu menambah kemampuan pengamanan laut Indonesia. "Pokoknya senjatanya heboh, ini salah satu light fregate andalan kami," kata Untung.
Sebelumnya, Indonesia membeli tiga kapal light fregate seharga US$ 385 juta dari Inggris. Ketiga kapal perang tersebut awalnya dipesan oleh Brunei Darussalam, namun negeri itu membatalkannya. Spekulasi yang berkembang mengatakan pemerintah Brunei batal membeli karena kapal buatan Inggris itu kurang baik kualitasnya.
Dugaan ini sudah dibantah oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Menurut Purnomo, ketiga kapal tersebut punya kualitas yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan TNI AL. "Bahkan pembelian kapal ini hasil persetujuan kabinet," tegasnya.