Pages

Thursday, 6 February 2014

Kenapa Indonesia Waspadai Aksi Militer Australia?

Kenapa Indonesia Waspadai Aksi Militer Australia?
ANTARA/Yusran Uccang

 Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengakui adanya peningkatan patroli dan penjagaan keamanan di wilayah perbatasan, khususnya di perairan yang berbatasan dengan Australia. Penjagaan ini merupakan langkah antisipasi atas aksi militer Australia yang mengembalikan kapal pencari suaka ke wilayah Indonesia.

"Ya, sekarang memang ada peningkatan volume pengamanan. Perkiraannya, jika keadaan normal, satu hari satu kali patroli, sekarang dua kali," kata Sjafrie saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Rabu, 5 Februari 2014.

Ia menyatakan tak hafal soal detail satuan keamanan dan jumlah kapal yang berpatroli tiap hari di wilayah perbatasan. Meski demikian, penjagaan itu tetap mengacu pada kebijakan Kementerian Luar Negeri dalam menanggapi sikap Australia. "Kita tetap melihat aspek kemanusiaan dalam bertindak. Tetapi, kedaulatan dan kepentingan negara tetap menjadi utama," katanya.

Menurus Sjafrie, patroli dan penjagaan perbatasan dapat berjalan baik karena ada modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI. Pengamanan juga dilakukan di wilayah udara dan darat.

Hari ini TNI Angkatan Laut dikabarkan menemukan sebuah sekoci yang terapung di Pantai Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat. Sekoci berukuran 8 x 3 x 1 meter tersebut diduga milik sejumlah pencari suaka yang hendak menyeberang ke Pulau Christmas, Australia. TNI belum mengetahui dengan jelas soal alasan kapal yang kini bersandar di Dermaga Jetty Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pelabuhan Ratu bisa sampai terapung dalam keadaan kosong. Belum dapat dipastikan apakah kapal diusir militer Australia atau terhantam arus laut.

Pada awal Januari, di Rote Ndao, kepolisian setempat menampung 83 imigran gelap asal Benua Afrika. Mereka mengaku hendak ke Australia, namun diusir kapal perang milik Angkatan Laut Negeri Kanguru itu ketika baru memasuki perbatasan.

tempo