Menlu RI Dr. R.M. Marty M. Natalegawa dan Menlu AS, John F. Kerry, telah
memimpin Pertemuan Komisi Bersama Indonesia - Amerika Serikat yang
ke-empat di Jakarta (17/02). Menlu kedua negara membahas perihal
langkah-langkah strategis untuk memperkuat kerjasama bilateral di bawah
kerangka kerja sama Kemitraan Komprehensif Indonesia-Amerika Serikat.
Kerja sama Kemitraan ini memprioritaskan kerja sama di bidang-bidang Politik dan Keamanan, Ekonomi dan Pembangunan, Sosial-Budaya, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan kerja sama di bidang-bidang lainnya.
Kedua Ketua Bersama juga telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian mengenai Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular yang berfungsi sebagai kerangka kerja bagi kedua negara untuk mengoordinasikan upaya dalam memberikan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas untuk negara-negara berkembang.
Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri Kehutanan Zulkifly Hasan juga menandatangani Memorandum Saling Pengertian mengenai Konservasi Satwa Liar dan Penanggulangan Perdagangan Ilegal Satwa Liar dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas dalam pengelolaan dan konservasi satwa liar di Indonesia.
Pertemuan menggarisbawahi kontribusi penting dari Kemitraan Komprehensif dalam memberikan dasar hubungan yang lebih kuat dan berpandangan ke depan.
Pertemuan Komisi Bersama juga mengidentifikasi area kerja sama yang prospektif di masa depan antara lain untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, meningkatkan jumlah program pendidikan tinggi serta pertukaran mahasiswa, dan kerja sama militer dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas TNI sebagai penjaga perdamaian internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pertemuan juga menetapkan target untuk meningkatkan perdagangan bilateral sebesar US$ 30 miliar pada akhir tahun 2015 dan menggandakan upaya untuk mencapai target pertukaran 14.000 pelajar tahun 2015 seperti yang ditetapkan pemimpin kedua negara pada tahun 2010.
Selain itu, pertemuan tersebut menyoroti pentingnya meningkatkan pemberdayaan pemuda, pendidikan kewarganegaraan dan dialog antaragama.
Kedua menteri juga membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di tingkat regional dan global seperti ASEAN, situasi di Laut China Selatan, Timur Tengah dan isu-isu non-proliferasi.
AS adalah mitra penting dalam perdagangan dan investasi untuk Indonesia. Tahun 2013, perdagangan kedua negara mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 27,97 milyar. AS juga tercatat sebagai investor asing terbesar ke tiga di Indonesia dengan total investasi sebesar US$ 2,4 miliar, naik dua kali lipat dari tahun 2012 .
Pertemuan Komisi Bersama adalah elemen utama dalam mengimplementasikan Kemitraan Komprehensif yang diluncurkan oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Obama pada bulan November 2010 di Jakarta, dalam kunjungan kenegaraan Presiden Obama ke Indonesia.
Pertemuan Komisi Bersama pertama diadakan di Washington DC pada tahun 2010, diikuti pertemuan ke dua di Bali pada tahun 2011 dan di Washington DC pada tahun 2012.
Enam Kelompok Kerja yang terdapat dalam Komisi Bersama adalah Demokrasi dan Masyarakat Madani, Keamanan, Pendidikan, Perdagangan dan Investasi, Iklim dan Lingkungan, dan Energi. Kedua menteri sepakat untuk menyelenggarakan JCM berikutnya di Washington DC pada tahun 2015. (Sumber: Dit. Amuteng)
Kerja sama Kemitraan ini memprioritaskan kerja sama di bidang-bidang Politik dan Keamanan, Ekonomi dan Pembangunan, Sosial-Budaya, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan kerja sama di bidang-bidang lainnya.
Kedua Ketua Bersama juga telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian mengenai Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular yang berfungsi sebagai kerangka kerja bagi kedua negara untuk mengoordinasikan upaya dalam memberikan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas untuk negara-negara berkembang.
Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri Kehutanan Zulkifly Hasan juga menandatangani Memorandum Saling Pengertian mengenai Konservasi Satwa Liar dan Penanggulangan Perdagangan Ilegal Satwa Liar dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas dalam pengelolaan dan konservasi satwa liar di Indonesia.
Pertemuan menggarisbawahi kontribusi penting dari Kemitraan Komprehensif dalam memberikan dasar hubungan yang lebih kuat dan berpandangan ke depan.
Pertemuan Komisi Bersama juga mengidentifikasi area kerja sama yang prospektif di masa depan antara lain untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, meningkatkan jumlah program pendidikan tinggi serta pertukaran mahasiswa, dan kerja sama militer dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas TNI sebagai penjaga perdamaian internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pertemuan juga menetapkan target untuk meningkatkan perdagangan bilateral sebesar US$ 30 miliar pada akhir tahun 2015 dan menggandakan upaya untuk mencapai target pertukaran 14.000 pelajar tahun 2015 seperti yang ditetapkan pemimpin kedua negara pada tahun 2010.
Selain itu, pertemuan tersebut menyoroti pentingnya meningkatkan pemberdayaan pemuda, pendidikan kewarganegaraan dan dialog antaragama.
Kedua menteri juga membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di tingkat regional dan global seperti ASEAN, situasi di Laut China Selatan, Timur Tengah dan isu-isu non-proliferasi.
AS adalah mitra penting dalam perdagangan dan investasi untuk Indonesia. Tahun 2013, perdagangan kedua negara mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 27,97 milyar. AS juga tercatat sebagai investor asing terbesar ke tiga di Indonesia dengan total investasi sebesar US$ 2,4 miliar, naik dua kali lipat dari tahun 2012 .
Pertemuan Komisi Bersama adalah elemen utama dalam mengimplementasikan Kemitraan Komprehensif yang diluncurkan oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Obama pada bulan November 2010 di Jakarta, dalam kunjungan kenegaraan Presiden Obama ke Indonesia.
Pertemuan Komisi Bersama pertama diadakan di Washington DC pada tahun 2010, diikuti pertemuan ke dua di Bali pada tahun 2011 dan di Washington DC pada tahun 2012.
Enam Kelompok Kerja yang terdapat dalam Komisi Bersama adalah Demokrasi dan Masyarakat Madani, Keamanan, Pendidikan, Perdagangan dan Investasi, Iklim dan Lingkungan, dan Energi. Kedua menteri sepakat untuk menyelenggarakan JCM berikutnya di Washington DC pada tahun 2015. (Sumber: Dit. Amuteng)