Dalam sambutannya, JK mengatakan saat ini peningkatan alusista bukan hanya berarti untuk perang. Karena perang di saat ini berupa peningkatan teknologi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan teknologi membutuhkan riset, biaya besar dan kerjasama.
“Teknologi merupakan suatu hal yang dapat meningkatkan ekonomi negara. Dan, salah satu yang perlu ditingkatkan adalah teknologi pertahanan yang di dalamnya juga membutuhkan infrastruktur, sumber daya manusia dan lain-lain. Untuk itu, industri pertahanan harus ditingkatkan agar dapat bermanfaat bagi sektor pertahanan dan keamanan (hankam) serta juga mampu dikonversi menjadi industri yang berguna bagi kemashalatan masyarakat,” kata JK.
Di tempat yang sama, Menhan Ryamizard Ryacudu menyampaikan Indo Defence 2014 Expo & Forum merupakan pameran produk-produk alusista yang dilaksanakan dua tahun sekali sebagai ajang promosi dan pertemuan untuk menjalin kerjasama antara berbagai pihak dalam rangka mengembangkan riset maupun produksi terkait industri hankam.
“Penyelenggaraan Indo Defence 2014 Expo & Forum kali ini diharapkan tercipta pertukaran pengetahuan terkait produk dan teknologi hankam yang terkini. Saya yakin dari ajang ini terjadi peningkatan terhadap industri hankam lokal yang dapat berdampak positif bagi perekonomian nasional. Selain itu, kemandirian industri hankam harus terus ditingkatkan sehingga akan terwujud Indonesia yang berdaulat dan mandiri dalam penciptaan produk alutsista,” harap Ryamizard.
Pada pameran Indo Defence 2014 Expo & Forum kali ini BPPT memamerkan PUNA Wulung, yakni sebuah pesawat nir awak yang berfungsi untuk melakukan pengamatan atau surveillance dari ketinggian 10.000 feet. Sekarang, status PUNA Wulung sudah dimanfaatkan oleh industri untuk dimanfaatkan oleh penggunanya, yaitu Kementerian Pertahanan. PUNA Wulung sudah mampu terbang selama empat jam dengan jarak tempuh mencapai lebih 150 km dan dapat membawa payload seberat 120 kg. ( BPPT)