JAKARTA - Hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia saat ini memasuki masa yang tenang dan kondusif. Selain kerja sama antarpemerintah, kerja sama militer menjadi kunci penguatan hubungan kedua negara bertetangga.
Bentuk hubungan Indonesia dan Malaysia digambarkan secara gamblang oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim. Berbicara kepada Okezone di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Kamis, 26 Desember 2013, Datuk Zahrain turut melihat hubungan usaha bisa membuat hubungan kedua negara makin lebih erat.
Bagaimana bentuk hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia saat ini?
Saya lihat dengan pertemuan baru ini (Pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) cukup akrab. Dari pemimpin ke pemimpin, hubungannya saya boleh mengatakan bahwa mereka terus menjadi kawan.
Dalam ucapan Yang Terhormat (PM Najib) pun menekanan, "we will be friends forever". Bukan hanya sebagai presiden dan perdana menteri, tetapi hubungan yang intim dari kedua pemimpin. Dari segi kemlu (Indonesia dan Malaysia), mereka senantiasa berhubung melalui kedutaan.
Selain dari itu juga, ada pula hubungan militer ke militer. Begitu pun keadaannya, begitu akrabnya. Sebab banyak joint exercise dan beberapa rundingan melalui joint border comitee. Jadi itu telah berlaku. Hubungan itu cukup baik.
Melalui pertemuan-pertemuan itu, antar negara, pemerintah dan militer. Kita ingin melihat kerja sama baik dari business to business. Kita mau pelaku industri kedua negara duduk bersama dan membahas Salah satu objektif yang telah ditetapkan, di mana kami melihat target perdagangan untuk mencapai USD30 juta dalam masa 2015. Pemimpin sudah menentukan, yang bisa berperan mencapai target itu adalah pelaku industri tersebut.
Tugas saya ini adalah pelaku usaha di Indonesia untuk cari jalan untuk meraih kesepakatan dengan pelaku bisnis dari Malaysia.
Selain bidang tersebut, bidang lain yang bisa dimanfaatkan untuk hubungan yang lebih baik?
Hubungan lain yang harus dimantapkan juga adaalah people to people atau masyarakat dengan masyarakat. Dalam hal ini yang menjadi pemainnya mungkin adalah NGO (non-governmental organization) antara kedua negara. Mungkin kita akan mengatur pertemuan antara NGO-NGO, khususnya mengenai masyarakat Indonesia dan Malaysia. Mungkin dari masyarakatnya dan budayanya. Jadi kalau kita tidak kenal, maka tidak cinta.
Datuk sebelumnya menyebutkan kerja sama militer. Bentuk kerja sama militer ini seperti apa?
Kita bentuknya (kerja sama) dalam border atau perbatasan yang cukup luas. Antara Indonesia dan Malaysia kita ada land border (perbatasan darat) hampir 1.700 kilometer. Selain itu juga ada kerja sama pelatihan dan pertemuan antara panglima angkatan tentara Malaysia (PAT) dengan panglima TNI.
Apa bentuk kerja sama militer ini bisa dibilang mengimbangi dominasi China?
Saya tak mau spekulatif. Bagi saya yang penting untuk memantapkan hubungan kedua negara harus ada kerja sama militer yang baik. Jadi bila ada hubungan yang baik, kemungkinan besar kesalahpahaman tidak akan berlaku antara kedua negara.
Jadi tentang yang lain mengenai Laut China Selatan itu spekulatif. Saya tidak mau terlibat dalam perkara itu.
Bentuk kerja sama bordernya seperti apa?
Saya tak berkemampuan untuk terperinci untuk isu ini. Itu operasi-operasi militer, kadang-kadang tidak bisa disebarluaskan. Dari segi keseluruhan, kedua negara paham bahwa kerja sama militer banyak sekali. (faj)