Ucapan terima kasih secara khusus kepada pemerintah Jerman itu disampaikan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan simbolis tank Leopard dan Marder di tahap pertama di pabrik Rheinmetall, Unterluss, Senin (23/6/2014) sore.
"Saya berterima kasih kepada Pemerintah Jerman atas kerjasama ini, karena dengan bantuan pemerintah Jerman, kerjasama ini bisa terlaksana," kata Sjafrie. Sjafrie juga menyebut Rheinmetall sebagai partner yang penting dalam upaya modernisasi alutsista Indonesia.
Dubes RI untuk Jerma Fauzi Bowo yang turut menyaksikan roll-out Leopard dan Marder tahap pertama ini juga menceritakan mengenai lobi-lobi yang dilakukan terhadap pemerintah Jerman, sehingga pengadaan Leopard ini terealisasi dengan baik. Di tengah suasana politik yang agak menghangat di Jerman, sempat ada wacana agar Jerman tidak mengirimkan produk-produk persenjataan produk Jerman ke negara-negara lain.
"Namun dengan berbagai pendekatan, termasuk yang saya lakukan, maka akhirnya proyek Leopard bisa terealisasi dengan baik, karena akhirnya yang tidak diperbolehkan adalah pengiriman ke negara-negara yang memiliki kasus HAM. Sementara Indonesia tidak masuk ke kategori itu," kata Fauzi Bowo yang sering disapa Foke itu. Karena itu, Fauzi Bowo juga menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah Jerman atas hal ini.
Indonesia memesan 180 unit Leopard dan Marder kepada Rheinmetall dengan total biaya US$ 280 juta untuk modernisasi alutsista di TNI Angkatan Darat. Realisasi pengadaan ini akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2016. Tahap pertama akan dikirimkan 26 Leopard dan 26 Marder ke Indonesia sebelum 5 Oktober 2014. Pengiriman tahap pertama akan dibagi dalam dua kali pengiriman: yaitu akhir bulan Juli dan akhir Agustus.