Saturday, 28 June 2014
Operasi Rockingham: Manipulasi Senjata Pemusnah Irak
Intelijen – Terkuaknya informasi terkait senjata pemusnah massal Irak merupakan bagian dari Operasi Rockingham. Informasi ini juga telah melegitimasi pemerintah Inggris untuk menginvasi Irak.
Operasi Rockingham adalah kode nama operasi intelijen Inggris akan keterlibatannya dalam pemeriksaan senjata Irak selama Perang Teluk 1990-1991. Untuk menjalankan operasi ini pada awal 1991 berdiri United Nations Special Commission on Iraq (UNSCOM), komisi khusus PBB untuk memeriksa senjata pemusnah massal Irak.
Operasi intelijen ini menggunakan kata Rockingham karena mengacu pada laporan tahunan kebijakan pertahanan Inggris dalam makalah “Statement on the Defence Estimate 1991”. Merujuk pada halaman 28 menyebutkan Inggris memainkan peran penting di UNSCOM untuk menjalankan operasi intelijen.
Kode nama ini digunakan untuk mendukung pemeriksaan senjata pemusnah massal Irak. Setiap departemen pada pemerintahan Inggris mendukung secara langsung operasi ini termasuk menempatkan stafnya dalam Operasi Rockingham.
Staf intelijen pertahanan Inggris, masuk tim UNSCOM dengan menggunakan nama “Rockingham Cell”. Kode ini menjadi soroton masyarakat Inggris setelah invasi ke Irak 2003. Masyarakat Inggris menduga Operasi Rockingham merupakan propaganda intelijen Inggris di seluruh dunia.
Intelijen Inggris juga menyatakan telah memiliki daftar yang berisi 14 ribu lokasi. Di seluruh lokasi itu diperkirakan terdapat bahan-bahan kimia dan biologi. Bahan-bahan itu diyakini bersama dengan fasilitas untuk pemanfaatannya sebagai senjata pemusnah massal
Namun juru bicara IAEA, Melissa Fleming merasa yakin bahwa semua buktibukti yang diajukan pemerintah Inggris yang diberikan kepada IAEA berdasarkan dokumen palsu. Namun Fleming mengatakan tidak tertutup kemungkinan Inggris mempunyai sejumlah bukti lainnya yang dapat diajukan kepada badan pengawas dunia tersebut
Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengatakan berdasarkan temuan pihak Inggris, Irak memiliki senjata pemusnah massal dan mencoba untuk mengimpor uranium dari Nigeria guna mendukung program persenjataan nuklirnya.
Menteri Luar Negri Inggris Jack Straw mengatakan bukti-bukti yang dimilikinya tidak berasal dari dokumen palsu namun berasal dari negara ketiga dan pihak Washington belum melihatnya.
Intelijen