Melansir Al Jazeera, Kamis (7/8/2014), NATO mengkawatirkan Rusia menggunakan dalih bantuan kemanusian untuk bisa membawa pasukan mereka ke Ukraina. Mereka sendiri belum yakin apa yang akan dilakukan Rusia, tapi mereka tidak memungkiri menduga Rusia akan melakukan serangan darat ke Ukraina.
"Rusia telah mengumpulkan sekitar 20 ribu pasukan siap tempur di perbatasan timur Ukraina. Kami tidak akan menebak apa yang ada di pikiran Rusia, tetapi kita dapat melihat apa yang dilakukan Rusia di darat, dan itu menjadi perhatian besar kami,” ungkap juru bicara NATO, Oana Lungescu dalam sebuah pernyataan.
Seorang analis militer, Pavel Felgenhauer mengemukakan, bahwa dugaan yang diutarakan oleh NATO bisa saja menjadi kenyataan. Namun, menurut Felgenhauer, serangan itu bisa atau tidak terjadi bergantung pada perkembangan situasi di Ukraina timur.
Di lain sisi, Rusia membantah dengan keras adanya penggerahan pasukan dalam skala besar ke wilayah perbatasan Ukraina. Menurut juru bicara kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenikov, sangat sulit memobilisasi puluhan ribu pasukan dalam waktu singkat.
“Saya ingin menjelaskan kepada para pejabat Pentagon dan NATO bahwa membolisasi puluhan ribu pasukan dan kendaraan tempur militer dalam waktu singkat sangat sulit. Apalagi tanpa tim monitor Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa(OSCE) yang ditempatkan di wilayah tersebut terus memperhatikan," ucap Konashenikov.
Sindo