Pages

Thursday, 16 January 2014

Australia Kembali Dorong Perahu Pencari Suaka ke Perairan RI

Foto: Australia Kembali Dorong Perahu Pencari Suaka ke Perairan RI

[IMI]- VIVAnews, Tentara Angkatan Laut (AL) Australia dilaporkan telah mendorong kembali perahu pencari suaka kembali ke perairan Indonesia.

Bahkan, menurut seorang polisi Indonesia yang enggan disebutkan namanya, tentara AL Australia menembakkan peluru ke udara untuk memerintahkan para pencari suaka kembali ke perairan Indonesia. Polisi Indonesia itu mengutip pengakuan para pencari suaka.

Harian Sydney Morning Herald (SMH), Rabu 15 Januari 2014, melansir ini merupakan perahu ketiga yang telah didorong kembali ke perairan tanah air. Sebelumnya, TNI AL telah mengkonfirmasi dua perahu sebelumnya yang didorong oleh AL Australia yaitu, pada 19 Desember 2013 dan 6 Januari 2014.

Kepada Fairfax Media, polisi Indonesia itu mengatakan bahwa penduduk desa menemukan sejumlah pencari suaka yang terdampar di perairan pada 8 Januari 2014. Dia mengutip pernyataan seorang pencari suaka bernama Snilul asal Bangladesh, yang menyebut AL Negeri Kanguru sengaja melepas tembakan ke udara.  "Tujuannya untuk menakut-nakuti mereka," ujar polisi itu.

Selain itu, tentara AL Australia juga membohongi mereka dengan menyebut bahwa mereka telah tiba di Pulau Christmas. Namun, tentara Al Australia kembali mendorong mereka dan mengawalnya hingga kembali memasuki perairan Indonesia.

Perahu pencari suaka itu membawa 25 orang pencari suaka asal Bangladesh dan Myanmar serta ditemani dua orang kru asal Indonesia. Para pencari suaka itu mengaku telah memulai perjalanannya dari Medan, Sumatera Utara dan telah berada di laut selama 10 hari.

"Ada empat anak-anak di dalam perahu itu. Yang paling muda berusia 1,5 tahun. Selain itu terdapat juga laki-laki dan perempuan. Namun, semuanya selamat," kata polisi tadi.

Setelah perahu mereka digiring kembali ke perairan Indonesia, mereka kemudian terdampar di selatan Pulau Jawa.

"Pada siang hari Rabu kemarin, penduduk desa di sini melihat mereka berenang di laut. Sehingga warga membantu mereka dan menginformasikan kepada polisi," katanya.

Menurut dia, perahu reyot yang mereka tumpangi, tidak sanggup untuk menampung 25 orang, hanya cukup untuk 10 orang saja.

Fairfax Media lantas menelusuri hingga ke Hotel Rangkasbitung, tempat mereka dilaporkan menginap. Namun, menurut pengakuan seorang staf hotel di sana, seluruh pencari suaka telah meninggalkan hotel. Dia tidak mengetahui ke mana mereka pergi.

Sementara menurut sumber pencari suaka yang bermukim di Cisarua, Jawa Barat, sebuah perahu yang membawa 54 orang asal Pakistan, Bangladesh, Myanmar dan Irak dilaporkan telah berangkat dari kota itu sejak 6 Januari dini hari kemarin.

Namun, sebuah laporan menyebut perahu itu tidak pernah tiba di Australia, kendati si penjual jasa penyelundupan ngotot mengatakan mereka telah tiba di Pulau Christmas.

"Tidak ada kabar apa pun. Tidak ada telepon atau kontak melalui internet. Bahkan tidak ada telepon ke rumah mereka," ujar sumber itu.

Namun, pernyataan penjual jasa penyelundupan itu terbantahkan, ketika Kepala Operasi Perbatasan Kedaulatan Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, menyatakan tidak ada satu pun perahu yang berhasil menuju ke Negeri Kanguru dalam waktu tiga pekan terakhir.

Rae_
vivanews

 Tentara Angkatan Laut (AL) Australia dilaporkan telah mendorong kembali perahu pencari suaka kembali ke perairan Indonesia.

Bahkan, menurut seorang polisi Indonesia yang enggan disebutkan namanya, tentara AL Australia menembakkan peluru ke udara untuk memerintahkan para pencari suaka kembali ke perairan Indonesia. Polisi Indonesia itu mengutip pengakuan para pencari suaka.

Harian Sydney Morning Herald (SMH), Rabu 15 Januari 2014, melansir ini merupakan perahu ketiga yang telah didorong kembali ke perairan tanah air. Sebelumnya, TNI AL telah mengkonfirmasi dua perahu sebelumnya yang didorong oleh AL Australia yaitu, pada 19 Desember 2013 dan 6 Januari 2014.

Kepada Fairfax Media, polisi Indonesia itu mengatakan bahwa penduduk desa menemukan sejumlah pencari suaka yang terdampar di perairan pada 8 Januari 2014. Dia mengutip pernyataan seorang pencari suaka bernama Snilul asal Bangladesh, yang menyebut AL Negeri Kanguru sengaja melepas tembakan ke udara. "Tujuannya untuk menakut-nakuti mereka," ujar polisi itu.

Selain itu, tentara AL Australia juga membohongi mereka dengan menyebut bahwa mereka telah tiba di Pulau Christmas. Namun, tentara Al Australia kembali mendorong mereka dan mengawalnya hingga kembali memasuki perairan Indonesia.

Perahu pencari suaka itu membawa 25 orang pencari suaka asal Bangladesh dan Myanmar serta ditemani dua orang kru asal Indonesia. Para pencari suaka itu mengaku telah memulai perjalanannya dari Medan, Sumatera Utara dan telah berada di laut selama 10 hari.

"Ada empat anak-anak di dalam perahu itu. Yang paling muda berusia 1,5 tahun. Selain itu terdapat juga laki-laki dan perempuan. Namun, semuanya selamat," kata polisi tadi.

Setelah perahu mereka digiring kembali ke perairan Indonesia, mereka kemudian terdampar di selatan Pulau Jawa.

"Pada siang hari Rabu kemarin, penduduk desa di sini melihat mereka berenang di laut. Sehingga warga membantu mereka dan menginformasikan kepada polisi," katanya.

Menurut dia, perahu reyot yang mereka tumpangi, tidak sanggup untuk menampung 25 orang, hanya cukup untuk 10 orang saja.

Fairfax Media lantas menelusuri hingga ke Hotel Rangkasbitung, tempat mereka dilaporkan menginap. Namun, menurut pengakuan seorang staf hotel di sana, seluruh pencari suaka telah meninggalkan hotel. Dia tidak mengetahui ke mana mereka pergi.

Sementara menurut sumber pencari suaka yang bermukim di Cisarua, Jawa Barat, sebuah perahu yang membawa 54 orang asal Pakistan, Bangladesh, Myanmar dan Irak dilaporkan telah berangkat dari kota itu sejak 6 Januari dini hari kemarin.

Namun, sebuah laporan menyebut perahu itu tidak pernah tiba di Australia, kendati si penjual jasa penyelundupan ngotot mengatakan mereka telah tiba di Pulau Christmas.

"Tidak ada kabar apa pun. Tidak ada telepon atau kontak melalui internet. Bahkan tidak ada telepon ke rumah mereka," ujar sumber itu.

Namun, pernyataan penjual jasa penyelundupan itu terbantahkan, ketika Kepala Operasi Perbatasan Kedaulatan Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, menyatakan tidak ada satu pun perahu yang berhasil menuju ke Negeri Kanguru dalam waktu tiga pekan terakhir.
vivanews