"Kami menunggu tanggal pastinya. Tadinya memang perkiraannya April-Mei, tapi sampai sekarang pun kita masih menunggu, mereka (India, red.) belum beri tanggal pastinya, bulannya pun belum pasti," kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).
Ia menjelaskan bahwa Satelit A2 akan "menumpang" roket PSLV-C23 milik India untuk dapat mengorbit di ekuator. Namun demikian, peluncuran terpaksa harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya.
"Kami tidak segera mengganti (ke negara lain untuk peluncuran roket, red.) karena kami ingin satelit kami dioperasikan di orbit ekuator, dan yang sekarang memberikan jasa itu hanya India. Karena itu, mau tidak mau kami harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya," ujar Bambang.
Selain itu, katanya, Lapan telah menyepakati kerja sama untuk melakukan peluncuran dua satelit (Satelit A2 dan A3) dengan India, dengan biaya peluncuran lebih murah, yakni sebesar 300.000 dolar AS. Saat ini, katanya, pihak India sedang kesulitan membuat satelit tersebut, karena itu peluncurannya selalu tertunda.
"Roketnya sih sudah ada, tapi satelitnya belum selesai," katanya.
republika