Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, menyaksikan first steel cutting sebagai tanda dimulainya pembangunan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)/Frigate ke-1 di PT PAL, Surabaya, Rabu, 15 Januari 2014. Saat first steel cutting, Menhan didampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio, Dirut PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin, serta CEO Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. Pembangunan PKR/Frigate ke-1 ini merupakan proyek kerjasama antara PT PAL dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda.
Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa telah ditandatangani 2 kontrak kerjasama pembangunan 2 kapal PKR/Fregate antara Kementerian Pertahanan dan DSNS yang disertakan didalamnya kesepakatan Transfer Of Technology (ToT). Selanjutnya Menhan meminta kepada KKIP untuk ikut mengawasi pembangunan kapal PKR/Frigate ini dari waktu ke waktu dan terus meningkatkan kemampuan industri pertahanan.
Menhan menekankan bahwa proyek pembangunan kapal PKR/Frigate ini untuk mendukung pengamanan wilayah perairan Indonesia yang luas yang membutuhkan kemampuan kekuatan TNI AL yang tinggi. Dalam konferensi pers usai acara Menhan kemudian mengharapkan agar pada pembangunan kapal ke-2, transfer of technology yang diterima Indonesia lebih banyak lagi porsinya dari pembangunan kapal pertama.
PKR Sigma 10514 |
Sementara itu Kasal Laksamana TNI Marsetio menjelaskan bahwa selama ini PT PAL telah menyelesaikan pesanan kapal TNI AL seperti Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter, Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter, dan Landing Platform Dock (LPD) 125 meter. PKR/Frigate ini merupakan kapal berteknologi dan berkemampuan tinggi yang merupakan langkah besar bagi PT PAL. Selanjutnya, pada Rencana Strategis (Renstra) kedua pada 2015-2018 TNI AL berencana melanjutkan proyek ini dengan kapal ke-3 dan kapal ke-4.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Laksda TNI Rachmat Lubis yang turut memberikan keterangan pers menjelaskan, kontrak kerjasama pembangunan kapal PKR/Frigate ini sebesar USD 220 juta (sekitar 2,66 triliun rupiah) yang termasuk didalamnya pelatihan bagi teknisi PT PAL di dalam negeri dan di Belanda dan perlengkapan bagi kapal PKR yang sebagian harus merupakan hasil produksi dari industri pertahanan dalam negeri. Kapal kedua dalam kontrak membutuhkan waktu pembangunan 58 bulan setelah kontrak efektif yaitu diharapkan selesai sekitar Oktober 2017.
DMC