Para aktivis pro-otonomi atau pro-Rusia di Ukraina timur membakar bendera Ukraina.
Mereka mengamati detail senjata yang digunakan para penembak jitu, termasuk personel yang ikut melakukan operasi militer di Ukraina untuk menumpas kelompok separatis lokal pro-Rusia.
Kejanggalan yang dilihat Vitali Nelovich, warga Slavyansk, misalnya. Dia melihat peluru yang digunakan dalam operasi militer mirip dengan peluru milik intelijen Inggris M16. Makanan militer pun juga mirip dengan dengan makanan khas militer Amerika Serikat.
”Para penembak jitu di atas bukit adalah orang Inggris. Orang-orang telah melihat mereka. Anda bisa melihat dengan seragam mereka,” kata Nelovich.
Alexei Viktorovich, warga Ukraina timur lainnya juga merasakan kejanggalan serupa. ”Orang-orang berkulit gelap yang sangat profesional, saya berada di dekat tentara, sehingga saya bisa mengatakan itu. Mereka tidak tinggal lama, mereka terbang dan keluar (dari Ukraina).”
Contoh makanan personel militer yang mereka anggap aneh itu, salah satunya makanan siap saji dalam bentuk paket coklat. Menurut mereka, makanan itu buatan AS yang dikeluarkan Departemen Pertahanan atau Pentagon. Makanan seperti itulah yang dikonsumsi tentara AS saat perang di Irak dan Afghanistan.
Sedangkan peluru yang masih bersarang di tubuh korban operasi militer Ukraina merupakan peluru yang mirip digunakan militer AS, dan M16. ”Saya tidak mengatakan orang-orang asing melakukan pembunuhan, tapi mereka ada di sini,” kata Velovich, 45, yang berprofesi sebagai petani, seperti dilansir Belfast Telegraph, Senin (5/5/2014).
Gerak FBI dan CIA
Testimoni sejumlah warga di Ukraina timur itu nyaris sinkron dengan laporan media Jerman Bild. Di mana dalam ulasannya, media itu menyebut puluhan agen FBI dan CIA Amerika Serikat (AS) terlibat dalam upaya Pemerintah Ukraina memerangi aktivis separatis pro-Rusia di Ukraina timur dan tenggara.
Sumber media itu adalah pejabat keamanan Jerman yang akrab dengan sepak terjang FBI dan CIA. Puluhan intelijen AS itu juga disebut-sebut membantu presiden interim Ukraina, Oleksandr Turchynov untuk memerangi pemberontakan separatis di Ukraina timur dan tenggara, serta membuat sebuah sistem keamanan negara dari kejahatan terorganisir.
”Analis AS juga dikabarkan telah ditugaskan dengan tugas khusus untuk melacak nasib Presiden Ukraina terguling Viktor Yanukovych,” tulis media Jerman tersebut. Meski tidak mengomentari laporan itu, Jaksa Agung AS, Eric Holder, membenarkan jika intelijen AS melacak dana Ukraina senilai miliaran dolar yang disebut telah dikorupsi Yanukovych dan kroni-kroninya ketika berkuasa di Ukraina.
”Semua agen AS di Ukraina bekerja dari Kiev, dengan tidak satupun dari mereka berada di Ukraina timur yang dilanda kekerasan baru-baru ini,” imbuh laporan media Jerman itu.
Rusia yang pertama kali curiga dengan gelagat CIA di Ukraina pernah menuntut penjelasan AS. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bahkan curiga CIA sudah beraksi di Ukraina sejak krisis mulai pecah di negara itu, yakni sebelum Yanukovych—sekutu Rusia—digulingkan.
”Kita bisa ingat ketika kekerasan di Maidan (di Independence Square, Kiev) yang berakhir dengan puluhan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka itu disebut demokrasi. Sementara protes damai yang sedang berlangsung sekarang di Ukraina timur disebut terorisme,” kata Lavrov kala itu menyindir standar ganda dari Pemerintah AS, terutama CIA.
Reaksi Gedung Putih
Gedung Putih, yang tidak bisa mengelak lagi dengan gelagat CIA akhirnya buka mulut. Direktur CIA, John Brennan diakui pihak Gedung Putih memang pernah mengunjungi ibukota Ukraina, Kiev. Tujuannya, untuk menemui para pejabat baru Ukraina.
Namun, misi sejati dari bos CIA itu tetap dirahasiakan Gedung Putih. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menjawab tuduhan Yanukovych, bahwa bos CIA berada di Ukraina setelah dia lengser. Tapi, Carney membantah, jika CIA menjalankan misi khusus untuk memerangi para aktvis lokal pro-Rusia di Ukraina timur.
”Kami biasanya tidak mengomentari perjalanan Direktur CIA," kata Carney. ”Tetapi mengingat keadaan yang luar biasa dalam hal ini dan adanya tuduhan klaim palsu yang dilontarkan oleh Rusia, kita hanya bisa memastikan bahwa Direktur CIA ke Kiev sebagai bagian dari lawatan ke Eropa,” lanjut Carney.
Sindo