Contoh kendaraan tempur produksi Rosoboronexport, Rusia. Foto: BTVT.narod.ru
Senat AS telah mengusulkan RUU untuk melarang setiap transaksi senjata antara AS dengan perusahaan eksportir senjata Rosoboronexport milik Rusia. Padahal, AS saat ini terikat kontrak pembelian senjata dari perusahaan Rusia itu senilai USD1,1 miliar.
RUU itu diusulkan oleh senator Partai Demokrat AS, Richard Blumenthal dan senator Partai Republik Dan Coats dan John Cornyn. Mereka menyerukan segera diakhirinya kontrak antara Pentagon dengan eksportir senjata Rusia.
RUU ini juga akan memblokir setiap perusahaan Amerika atau asing yang bekerja sama dengan Rosoboronexport. ”Situasi bermusuhan di Ukraina adalah contoh terbaru lain mengapa AS harus berhenti melakukan bisnis dengan Rusia dan bisnis senjata,” kata Blumenthal dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Moscow Times, Jumat (16/5/2014).
”Undang-undang ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Rusia dan Rosoboronexport , bahwa Amerika tidak akan melakukan bisnis dengan negara-negara yang berperilaku tidak bertanggung jawab dan perusahaan yang mempersenjatai rezim teroris,” lanjut pernyataan itu.
Anggota Kongres AS sebelumnya telah mendesak Pentagon untuk membatalkan kontrak dengan Rosoboronexport. Sebab, eksportir senjata Rusia itu diketahui telah memasok senjata kepada pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad. AS menganggap hal itu sebagai dukungan untuk terorisme.
Pentagon pada musim gugur lalu telah membatalkan pembelian helikopter dari Rosoboronexport dari kontrak tahun 2014. ”Mengingat tindakan-tindakan permusuhan Rusia di Ukraina, bisnis seperti biasa tidak dapat diterima,” imbuh Coats dalam sebuah pernyataan. Dia menyerukan diakhirinya “hubungan munafik” antara Pentagon dengan Rosoboronexport.
Sindo