KSAL dan Rektor ITS bertukar cinderamata / Foto : Windi
Kerjasama yang dijalin kedua pihak, sebenarnya sudah berjalan lama. Peran TNI AL memang besar atas berdirinya ITSm sebab Institut Angkatan Laut menjadi cikal bakal berdirinya ITS. Piagam Kesepakatan Bersama dan Perjanjian kerjasama antara TNI AL dengan ITS yang ditandatangani oleh Rektor ITS dan KSAL, diperpanjang dalam bentuk kerjasama bidang pendidikan.
Laksamana TNI Marsetio mengatakan, TNI AL telah bekerjasama dengan 25 Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk ITS yang tertua sejak 1950-an. “Dahulu banyak pengajar dari AL dan namanya juga Institut AL. Pengajar-pengajar tersebut merupakan cikal bakal berdirinya ITS,” ujar Marsetio.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini TNI AL sedang membangun industri pertahanan dalam negeri. Namun dalam upaya mengembangkan industri pertahanan dalam negeri itu, ternyata masih belum banyak melibatkan perguruan tinggi. Yang paling banyak dilibatkan adalah industri saja. “Ke depan, pengadaan kapal harus melibatkan perguruan tinggi dan kebetulan pertengahan September nanti kita kedatangan tiga buah kapal baru, jenis fregat dari Inggris,” ujar Marsetio.
Sementara Rektor ITS Tri Yogi Yuwono menjelaskan, ITS saat ini juga memiliki kapal selam yang merupakan riset ITS. “Kita juga sedang menggarap kapal selam dan masih belum jadi, baru sekitar 70 persen rampung. Yakni Kapal Perang Crocodile-Hydrofoil (KPC-H),” papar Tri Yogi.
Awalnya, kapal tersebut didanai Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), namun terhenti. Saat ini ITS sedang mengupayakan agar bisa mendapatkan pendanaan dari Kemdikbud. “Ya semoga bisa untuk membantu riset tersebut,” ucapnya.
Mendengar sambutan Triyogi, Marsetio pun menanggapi bahwa beliau tertarik dengan tawaran ITS. "Mendengar ada kapal perang crocodile tersebut, saya tertarik untuk melihatnya terlebih dahulu," ujarnya.
centro one