Pages

Sunday, 11 May 2014

Kemenhan Batal Beli Alutsista Ukraina

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (dua kanan), meninjau kesiapan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Darat (AD) di lapangan Monas, Jakarta, Kamis (4/10).
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (dua kanan), meninjau kesiapan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Darat (AD) di lapangan Monas, Jakarta, Kamis (4/10).

SURABAYA --  Kementerian Pertahanan terus mengupayakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) guna memenuhi capaian  kekuatan minimum pokok (minimum essential forces). Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, daftar belanja alutsista TNI AL merupakan paling banyak datang pada 2014.

Hanya saja, kata dia, salah satu daftar belanja yang batal datang adalah kendaraan lapis baja Bronetransporter 4 atau BTR-4. Rencananya, Kemenhan membeli 50 unit kendaraan buatan Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB) Ukraina tersebut.

Negara Eropa timur tersebut dipilih lantaran sudah dikenal sebagai produsen kendaraan lapis baja dengan kualitas bagus. "Alutsista ini masuk ke dalam rencana strategis pertama, tapi ragu-ragu jadi beli karena Ukraina sedang perang," ujar Purnomo di sela Cyber Defence Competition 2014 di Akademi Angkatan Laut, Surabaya, Jumat (9/5).

Menurut dia, rencananya BTR-4 diperuntukkan untuk Korps Marinir. Meski begitu, ia memastikan, pembatalan pembelian itu tidak terlalu mengganggu pencapaian kekuatan minimum pokok TNI AL. Pasalnya, Kemenhan bersama Mabes AL sedang berdiskusi untuk mengalihkan anggaran yang tersedia kepada produsen kendaraan lapis baja lainnya.

Kendati begitu, ia bersyukur lantaran Korps Marinir sudah menerima sebanyak 54 tank amfibi BMP-3F dari Rusia. "Mungkin pembelian dialihkan ke negara lain, sedang dicarikan," kata Purnomo.

Secara khusus, Purnomo menyambut baik pencapaian kekuatan pokok minimun TNI yang sudah mencakuo 40 persen. Capaian itu melebihi target yang ditetapkan sebesar 30 persen pada rencana strategis pertama periode 2009-2014.

Tolok ukurnya lantaran beberapa alutsista yang dibeli lebih banyak dari harga normal disebabkan kemampuan diplomasi delegasi Kemenhan. "Kita bakal punya skuadron helikopter Apache dan Blackhawk, skuadron Sukhoi dan F-16, dan kapal cepat rudal maupun kapal korvet," ujar Purnomo.