Menjadi koki tentunya bukan pekerjaan yang mudah, jam
kerja yang panjang nyaris tanpa hari libur ditambah dengan berbagai
tekanan untuk menghasilkan makanan sempurna tanpa cela demi pelanggan
setiap harinya tentunya bisa dengan mudah menghasilkan stress. Kehidupan
koki di restoran memang cukup berat, lalu bagaimana dengan koki yang
bekerja di Kapal Selam?
Apa yang terbayang di benak kamu jika mendengar ukuran "2 meter x 1,7 meter"? Toilet umum? Kasur single bed? Liang Kubur??
Ukuran "2 meter x 1,7 meter" tentunya adalah ukuran
yang sempit dan kecil bagi banyak orang, namun inilah ukuran dari dapur
di Kapal Selam KRI Cakra 40. Di ruang sempit inilah para chef kapal selam
harus menyiapkan santapan untuk seluruh kru kapal. Seperti yang dikutip
pada Koran Jawa Pos, menurut Serka Nanang, salah satu koki di kapal
itu, sekali berlayar mereka bisa menghabiskan satu sampai dua bulan di
bawah permukaan laut, dan selama itu diruangan berukuran 2 meter x 1,7
meter itulah para koki bergelut. Namun meskipun sempit, menurut Nanang
hal itu tidak menjadi kendala bagi para chef kapal selam.
Beberapa aturan pun harus ditaati selama berada di
kapal selam, salah satunya adalah tidak boleh memasak dengan menggunakan
api! Hal ini dikarenakan sumber daya utama dari kapal selam menggunakan
baterai yang mengeluarkan Hidrogen, maka jika ada percikan api sangat
berpotensi terjadinya kebakaran. Maka dari itu selama bertugas, Nanang
dan rekan-rekannya sangat mewaspadai tidak adanya penggunaan api.
Lain lagi cerita dari Sally Davies, salah seorang
koki di HMS Turbulent, kapal selam milik angkatan laut Inggris. Menurut
pengakuannya, makanan menjadi tolak ukur para kru kapal untuk menentukan
hari dan waktu selama di kapal selam. Pasalnya selama berada di dalam
laut, para kru sulit untuk menentukan hari dan jam, maka mereka
menggunakan makanan sebagai tolak ukur. Misalnya jika para kru bangun
dan disediakan kare sebagai menu makanan, maka mereka akan langsung tahu
hari itu adalah Rabu malam.
Sally juga lebih sering memasak dengan menggunakan
tangan tanpa bantuan alat karena kapal selam haruslah beroperasi secara
sembunyi sembunyi dan jika mereka menggunakan alat yang mengeluarkan
suara seperti mesin roti atau alat pengupas kentang otomatis maka suara
tersebut bisa terdeteksi oleh sonar.
Tak pelak lagi bahwa menjadi chef kapal selam
itu sangat menyita waktu. Bayangkan saja jika Anda harus turut serta
bersama angkatan laut dan awak kapal untuk menyediakan makanan bagi
mereka. Sekali berlayar membutuhkan berbulan-bulan berada di bawah
permukaan laut, bahkan di laut pun para chef tak punya waktu yang luang
untuk beristirahat. Chef kapal selam harus memasak untuk seratusan orang
di kapal yang butuh tiga kali makanan bernutrisi setiap harinya. Oleh
karena itu chef bekerja sesuai shift dan waktu tertentu yang telah
diatur secara ketat; pekerjaan chef
di dalam dapur kapal selam yaitu menyiapkan makanan termasuk memesan
dan menyetok bahan makanan, menyiapkan tempat makan dan menguji
kebersihan makanan. Seorang chef kapal selam yang pernah bekerja selama
5 tahun di laut mengungkap fakta bahwa para chef menghabiskan 70% waktu
mereka di laut, sehingga menyebabkan mereka tak punya waktu bagi
keluarga. Itu juga alasan mengapa mayoritas chef kapal selam berstatus
single.
Nah tapi serunya berpofresi sebagai chef kapal selam
yaitu para chef dapat menghasilkan $58,806 per tahun, bahkan jika
ditambah dengan tunjangan lainnya, penghasilan seorang chef kapal selam
dapat mencapai $200.000 per tahun.