Pentingnya
kelengkapan Alutsista (Alat utama sistem persenjataan) dalam menjaga
kedaulatan Indonesia diyakini betul oleh BPPT. Sebagai lembaga
pemerintah yang berperan dalam kaji terap teknologi, BPPT memiliki
kewajiban mendukung pemenuhan tersebut dari unsur teknologi.
Sebagai perwujudannya, melalui Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan (PTIPK), BPPT menginisiasi FGD (Focus Group Discussion)
yang dihadiri oleh Mabes TNI AD, Pusenkav TNI AD, Pusdikav TNI AD,
Dislitbang AD, Balitbang KEMHAN, KEMENPOLHUKAM, UPN Veteran Jakarta,
Puslitbang POLRI, PT. Pindad (Persero) dan LIPI di Auditorium BPPT,
Puspiptek Serpong, Selasa (16/12).
Menurut Direktur PTIPK, Samudro, FGD tersebut diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya kemandirian industri pertahanan dan keamanan di dalam negeri. "Yang ingin kami capai dari FGD ini adalah terbentuknya Pusat Desain dan Rekayasa Kendaraan Taktis dan Kendaraan Tempur (Pusdera Rantis–Ranpur). Kami berharap Pusdera Rantis-Ranpur nantinya akan menjadi rujukan dalam perancangan dan desain kendaraan taktis dan kendaraan tempur untuk kebutuhan TNI dan POLRI," terangnya.
Ditambahkan Samudro, dengan terbentuknya Pusdera Rantis-Ranpur, kebutuhan Alutsista Pertahanan dan Keamanan Indonesia akan terpenuhi. Poin penting diskusi ini, seluruh peserta FGD menyetujui didirikannya Pusat Desain dan Rekayasa Kendaraan Taktis dan Kendaraan Tempur. "Alutsista buatan dalam negeri akan lebih menjaga kedaulatan bangsa," tegasnya. (bppt.go.id)