KRI Pattimura di-BKO-kan ke Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Armada Barat sejak 15 hari lalu. Minggu (12/4/2015) dini hari, mereka menyisir perbatasan Malaysia. Agar tidak terdeteksi, seluruh lampu dan peralatan kapal perang dimatikan. 2 Kapal terdeteksi asing masuk ke perairan Indonesia.
"Istilahnya, kami menyamar. Lampu navigasi dan peralatan lain dimatikan, jadi kehadiran kami tidak diketahui," kata Komandan KRI Pattimura, Letkol Laut (P) Fajar Hernawan, kepada detikcom.
Setelah dekat dengan objek, KRI Pattimura memperingatkan kapal asing agar berhenti. Sempat terjadi kejar-kejaran, beberapa tembakan peringatan diletuskan. Akhirnya kapal asing tersebut menyerah.
"Kapal bernama PSS 1812. Isinya 44 ABK asal Thailand. Mereka berkapasitas 172 ton dan saat ditangkap membawa 10 ton ikan," kata Letkol Fajar.
Asisten Kepala Divisi Senjata dan Bahari KRI Pattimura, Letda Laut (P) Denizal Hifzhan Abidin menambahkan, satu kapal lain yang disergap adalah KM Cahaya Laut I. Meski namanya berbahasa Indonesia, kapal ini miik Thailand. Ada 36 ABK di dalamnya.
"Kapasitas KM Cahaya Laut 132 ton. Saat diamankan kapal membawa 20 ton ikan campuran," tutur Letda Denizal.
"Dua-duanya kapal bodong alias tidak berdokumen," imbuh Letda Denizal.
Dua kapal Thailand tersebut digiring ke Lanal Tarempa. Butuh waktu berjam-jam dari lokasi penyergapan ke Lanal Tarempa. Pada pukul 12.00 WIB, jajaran KRI Pattimura menyerahkan ke Komandan Lanal Tarempa Letkol Laut (P) Tomi Erizal. (Detik)