Pages

Saturday, 18 April 2015

Menteri Pertahanan Rusia Puji Komitmen Indonesia dalam Kembangkan Kontrak Militer dengan Rusia

Kunjungan delegasi Indonesia ke Rusia mengonfirmasi ikatan persahabatan antara kementerian pertahanan dari kedua negara, demikian disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, Rabu (15/4).

“Kami mengapresiasi komitmen Indonesia untuk mengembangkan kerja sama yang komprehensif dengan Rusia, termasuk dalam lingkup militer,” kata Shoigu saat membuka diskusi dengan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu yang tiba di Moskow untuk bepartisipasi dalam Konferensi Keamanan Internasional ke-4.

Shoigu berterima kasih pada Ryamizard karena telah bersedia menghadiri konferensi. “Kami akan menunggu pidato Anda dalam sesi paripurna,” kata Shoigu.

Menteri Pertahanan Rusia mengingatkan bahwa Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama yang panjang.

“Hubungan kita didasarkan pada prinsip saling menghormati dan kepetingan bersama untuk membentuk dunia yang adil dan demokratis serta berprospek yang cerah,” kata Shoigu. “Kami berharap pertemuan hari ini akan berkontribusi untuk memperkuat hubungan yang hangat antara angkatan bersenjata Rusia dan Indonesia,” tambahnya.

Sementara, Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengungkapkan terima kasih atas sambutan hangat yang diterima oleh delegasi Indonesia sejak menit pertama datang ke Rusia.
“Kami juga ingin berterima kasih atas undangan untuk berpartisipasi dalam konferensi ini. Ini adalah suatu kehormatan bagi saya untuk bisa menyampaikan pidato di hadapan hadirin konferensi besok,” kata Ryamizard.
HUBUNGAN INDONESIA-RUSIA
HUBUNGAN INDONESIA-RUSIA
 
Menurut Ryamizard, Rusia dan Indonesia memang memiliki sejarah hubungan bilateral yang panjang, terutama dalam lingkup pertahanan. Interaksi tersebut sangat aktif pada tahun 1960-an. "Berkat itu, tentara kami menjadi salah satu yang terkuat di Asia. Di tahun-tahun itu, kami membeli semua senjata dari Uni Soviet,” kata sang menteri.

“Saya sangat yakin dan setuju sepenuhnya dengan Anda bahwa prinsip yang menjadi dasar dari hubungan kita, yakni kepentingan bersama untuk membentuk tatanan dunia yang adil, akan memberi dorongan segar bagi perkembangan kerja sama kita ke depannya,” tutup Ryamizard. (RBTH)