"Ini adalah latihan kedua yang telah kami lakukan dengan AS di daerah tersebut," katanya kepada Reuters, Senin (13/4). Manahan mengatakan mereka berencana melakukan satu latihan lagi tahun depan dan latihan rutin lainnya.
Latihan pertama dilakukan di Batam, sekitar 480 kilometer dari Natuna. Latihan militer termasuk pengoperasian pesawat patroli dan pengawas, seperti Orion P-3. Pesawat ini dapat mendeteksi kapal baik di permukaan maupun kapal selam.
Latihan pertama ini tidak bisa diselenggarakan di Natuna karena kekurangan fasilitas untuk mengangkut semua pesawat. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihaknya berencana mengunjungi Natuna pada Mei.
Kepulauan Natuna terdiri sekitar 157 pulau yang berserakan dan sebagian nesar tidak berpenghuni. Letaknya berada di lepas pantai barat laut Kalimantan. Ryamizard mengatakan kunjungan tersebut untuk menyelesaikan rencana upgrade pangkalan militer.
"Kami akan menambah pasukan di sana, mungkin angkatan udara, laut dan darat," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut. Menurutnya, bandara di Natuna tidak memiliki angkatan bersenjata. Mereka hanya memiliki angkatan laut.
Indonesia mengaku latihan gabungan tidak dilakukan untuk menanggapi ancaman tertentu, termasuk dalam sengketa Laut Cina Selatan. "Sangat penting untuk diingat, Indonesia tidak terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan," kata Manahan.
Menurut perwira bintang satu itu, Indonesia berkomitmen untuk melakukan pendekatan diplomatik dalam segala permasalahan. Sementara, Natuna berada di dekat daerah yang dikleim Cina sebagai daerahnya di Laut Cina Selatan.( REPUBLIKA.CO.ID)