PANGLIMA
TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., didampingi Kasal Laksamana TNI
DR. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, para petinggi TNI
dan sejumlah pejabat sipil meninjau Operasi Amfibi pada Latihan
Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013, di pantai Sekerat,
Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis (9/5/2013).
Dari bibir pantai Sekerat, Panglima TNI beserta rombongan menyaksikan
langsung proses pendaratan Amfibi oleh pasukan pendarat dalam hal ini
prajurit-prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan
Operasi Amfibi, serta jajaran Yonif Linud 501/Brajayudha yang akan
melaksanakan Lintas Udara (Linud).
Sebelum Operasi Amfibi yang dilaksanakan pada hari “H“ jam “J“ yang
ditandai dengan gelombang pertama mendarat dengan menembur pantai,
terlebih dahulu dilaksanakan proses Bantuan Tembakan Kapal (BTK) untuk
menghancurkan kedudukan musuh di pantai pendaratan yang dapat
menggagalkan pelaksanaan Operasi Amfibi. Sementara itu, 6 buah pesawat
tempur TNI AU yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Udara
(Kogasgabud) melancarkan serangan udara yang kerap diberi nama Operasi
Lawan Udara Ofensif (OLUO) di wilayah udara Kalimantan. Serangan udara
tersebut dilakukan dengan composite strike, antara lain oleh 2 buah
pesawat tempur F-16 dan Sukhoi.
Gelombang-gelombang pendaratan mulai diluncurkan dari KRI-KRI
pengangkut pasukan pendarat Amfibi, dimulai dengan mendaratkan satu
Kompi Tank Amfibi selanjutnya bergerak taktis menggempur kekuatan musuh
di pantai. Gelombang 2 terdiri dari Kompi Kendaraan Pendarat Amfibi
(Ranratfib) mengangkut pasukan untuk menyerang maju bersama Kompi Tank
dengan Kerja Sama Infanteri Tank (KSIT) untuk menduduki sasaran-sasaran
yang telah direncanakan sebelumnya.
Gelombang 3 dari unsur Ranratfib mendarat untuk membantu pasukan yang
lebih dulu mendarat dan menghancurkan kedudukan musuh yang masih berada
disekitar pantai. Pendaratan berikutnya adalah gelombang 4, terdiri
dari 2 unit Landing Craft Unit (LCU) dan 6 unit Kendaraan Amfibi
Pengangkut Artileri (KAPA) dengan unsur artileri medan yang terdiri dari
2 pucuk Roket Multi Laras (RM) 70-Grad dan meriam Howitzer 105
milimeter, setelah mendarat akan menempati titik steling penembakan
sesuai koordinat yang telah direncanakan, selanjutnya akan memberikan
tembakan artileri medan terhadap sasaran-sasaran musuh.
Gelombang
atas panggilan mendarat dengan unsur KAPA yang mengangkut 4 unit
Howitzer 105 mm. Setelah mendarat selanjutnya menuju stelling penembakan
sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan. Setelah Howitzer masuk
stelling penembakan, gelombang atas panggilan berikutnya mendarat dengan
menggunakan LCU yang mengangkut 2 unit RM- 70 Grad setelah mendarat
kemudian menuju stelling penembakan yang telah direncanakan.
Sementara itu di tempat terpisah, dari udara melintas sebanyak 6
pesawat Hercules yang mengangkut ratusan personil dari Yonif Linud
501/Brajayudha untuk melaksanakan Operasi Linud dibawah Satgas Linud
Brigif l-17/Kujang 1 Divif 1 Kostrad. Operasi Linud ini merupakan bentuk
operasi gabungan antara TNI-AD dan TNI AU yang dilaksanakan dengan cara
diterjunkan atau didaratkan ke daerah sasaran dalam rangka merebut dan
menghancurkan sasaran yang bersifat taktis dan strategis.
Selanjutnya 3 unit Helikopter pengangkut prajurit-prajurit
melaksanakan lintas Heli ke sasaran yang bertujuan untuk merebut dan
menduduki sasaran yang dapat mempengaruhi dan menentukan dalam
pelaksanaan perebutan tumpuan pantai pada operasi amfibi.
Kemudian 2 unit Roket Multi Laras (RM) 70 Grad dan 3 pucuk meriam
Howitzer kaliber 105 mm yang telah masuk steling akan melaksanakan
penembakan secara berturut-turut yaitu : pertama, tembak tinjau
sebanyak 4 butir akan diberikan oleh RM 70 Grad dan 4 butir dari meriam
Howitzer 105 mm. Kedua, penembakan pelaksanaan sebanyak 76 butir dari RM
70 Grad dan 30 butir dari meriam Howitzer 105 mm. Untuk menuntaskan
serbuan akan diberikan penembakan salvo terhadap sasaran sebanyak 40
butir oleh 2 unit RM 70 Grad.
Latgab TNI besar-besaran ini berlangsung mulai tanggal 15 April
sampai dengan 24 Mei 2013, dan sebagai Direktur Latihan (Dirlat) pada
Latgab ini dipercayakan kepada Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar
serta Wakil Direktur Latihan Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir
Serunting Sakti, M.Sc.
Tujuan Latgab ini selain untuk meningkatkan profesionalisme prajurit
TNI dalam melaksanakan Operasi Militer Gabungan, juga untuk meningkatkan
dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan mekanisme operasi gabungan secara tepat
guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi
yang diperkirakan akan terjadi. Latihan ini juga sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban TNI terhadap rakyat dan bangsa Indonesia.
Adapun sasaran umum pelaksanaan Latgab TNI meliputi aspek strategis,
aspek operasional, aspek taktis, teknis dan prosedur serta aspek
psikologis.
Aspek strategis yaitu terwujudnya konsep strategis penangkalan dan
penindakan dalam strata strategi militer untuk memenangkan perang
terhadap niat negara tertentu yang ingin menganggu kedaulatan dan
keutuhan nasional. Sedangkan aspek operasional yaitu meningkatkan
kemampuan baik perorangan maupun satuan yang tergabung dalam Komando
Gabungan TNI untuk mengaplikasikan, menerapkan doktrin Kampanye Militer,
doktrin operasi gabungan dan doktrin operasi masing-masing angkatan
dalam rangka menyusun rencana kampanye serta rencana operasi yang
diperkirakan akan terjadi.
Menyangkut
aspek taktis, teknis dan prosedur yaitu meningkatkan kemampuan baik
perorangan maupun satuan-satuan manuver/satuan taktis, untuk
mengaplikasikan dan menerapkan petunjuk lapangan dan petunjuk teknis
dalam menyusun rencana operasi berdasarkan rencana kontinjensi yang
diperkirakan akan terjadi. Adapun untuk aspek psikologis yaitu
terciptanya hubungan emosional dan saling pengertian antar prajurit dari
berbagai unsur, solidaritas, semangat, kemauan dan kebanggaan sebagai
prajurit TNI yang terlibat dalam Latgab TNI tahun 2013.
Materi latihan yang ingin dikembangkan adalah proses dan mekanisme
pengambilan keputusan militer, proses dan mekanisme pengecekan, gelar
kesiapan dan latihan pendahuluan serta komando pengendalian Kampanye
Militer dan Operasi Militer Gabungan TNI.
Personil yang terlibat dalam Latgab ini berjumlah 16.745 prajurit,
dan mengerahkan peralatan tempur antara lain : TNI AD: 14 Unit Tank
Scorpio, 5 Unit Tank Stormer Apc, 2 Unit Tank Stormer Co, 13 Unit Tank
Amx, 21 Pucuk Meriam (Mer), 12 hely Mi 17, 12 hely Bel, dan 3 Bolco.
Sedangkan untuk TNI AL mengerahkan 36 KRI, 17 unit BMP-3F, 33 BTR-50, 6
Kapa K-61, 2 unit RM-70/Grad, 7 Unit LVT-7A1, 2 unit BVP-2, 3 CASA, 5
Hely, TNI AU: 5 Pesawat SU 27/30, 5 Pesawat Hawk SPO, 5 Unit F-16, 5
Unit Hawk PBR, 11 Pesawat C-130 Hs/H/B, 1 Pesawat C-130 BT, 2 Pesawat
B-737 Intai, 2 Pesawat C-212 Cassa, 2 Unit Cn-235, 1 Unit Cn-235 MPA, 2
Helly Nas-332/Sa-330, 4 Helly Ec-120 Colibri.
Majalah Poteret Indonesia