Pages

Friday, 10 May 2013

Kisah Abu Roban, Si Teroris Spesialis Pencari Dana


Konon, Abu Roban merupakan jaringan baru teroris di Indonesia.
Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung
  Nama Abu Roban mejadi populer setelah polisi berhasil membongkar serangkaian teroris pekan ini. Konon, Abu Roban merupakan jaringan baru teroris di Indonesia.

Siapakah Abu Roban itu?

Abu Roban alias Untung Hidayat alias Bambang Nangka santer disebut sebagai pimpinan kelompok teroris yang kerap merampok untuk membayai aksi teror. Ia merupakan pimpinan Halaqoh Ciledug yang sebelumnya pernah dipimpin Abu Omar.

Abu Roban sendiri tewas dalam penyergapan di Limpung, Batang, Jawa Tengah, Rabu 8 Mei 2013. Abu Roban tewas dengan beberapa luka tembak.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, mengatakan jaringan teroris Abu Roban memiliki kaitan erat dengan kelompok teroris Abu Omar. “Meskipun Abu Omar sudah tertangkap, diduga kuat lapisan bawahnya masih terlibat dengan kelompok Abu Roban dalam memasok senjata untuk aksi teroris,” kata Boy di Mabes Polri, Jumat, 10 Mei 2013.

Boy mengatakan, Abu Roban merupakan bagian dari gerakan aksi teror di Poso, khususnya kelompok Santoso. Kelompok ini juga masih berkaitan dengan kelompok teroris yang belum lama ini terungkap di Tambora, Beji, dan Bekasi. "Petugas terus mencermati dan mengembangkan," katanya.

Menurutnya, sejauh ini peran kelompok Abu Roban lebih banyak merampok dan memasok senjata. “Senjata yang mereka jual nyata-nyata dipakai untuk perbuatan teror,” ujar Boy.

Jaringan ini belum berhasil merealisasikan teror menggunakan bahan peledak. Mereka baru pernah membakar Pasar Glodok di Jakarta Utara. "Tetapi gagal. Waktu itu berhasil digagalkan masyarakat sebelum api membesar," kata Boy.

Menurut Boy, penangkapan anggota kelompok di Kebumen pun sebenarnya bagian dari upaya menggagalkan rencana perampokan. Tapi ternyata yang melakukan kelompok teroris.

Catatan kepolisian, kelompok jaringan Abu Roban pernah merampok bank, kantor pos, dan toko emas di Grobogan (Jawa Tengah), Batang (Jawa Tengah), Lampung, Tambora (Jakarta), dan Bandung (Jawa Barat). Perampokan ini bukan motif ekonomi, melainkan untuk mendanai perang atau teror.

Perampokan Tambora sempat menggegerkan karena dilakukan tepat di depan kantor polisi.

Khusus perampokan bank, polisi mencatat tiga aksi perampokan dengan total kerugian Rp1,8 miliar. Perampokan itu di Bank BRI Batang dengan kerugian Rp790 juta, BRI Grobogan Rp630 juta, dan BRI Lampung Rp460 juta.

Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Abu Ghifar mengatakan ada keterkaitan Abu Roban dengan Jamaah Islamiyah, namun sudah tak sekuat dulu. Kelompok ini, katanya, sudah banyak terputus. "Tapi motif dan cara pencarian dananya masih mirip," katanya kepada VIVAnews.
Kata Abu Ghifar, pencarian dana melalui perampokan yang mereka sebut sebagai harta rampasan atau fai, masih jadi cara utama. Mereka belum bisa mendapat sumber pendanaan lain yang bisa diperoleh dengan cepat.
Target belum diketahui
Sayangnya hingga saat ini kepolisian belum mengetahui target spesifik dari kelompok teroris Abu Roban. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap terduga teroris yang berhasil ditangkap hidup-hidup.

“Penangkapan baru kemarin. Hari ini masih proses membawa tahanan ke Jakarta. Hasil pemeriksaan butuh waktu,” ujar Boy.

Polisi membongkar jaringan Abu Roban dan menangkap kelompok teroris itu sejak Rabu, 8 Mei 2013. Sejumlah anggota kelompok tersebut tewas dalam penggerebekan. Jaringan itu terungkap dari hasil pengembangan penyelidikan dan penyidikan Densus 88 terhadap sejumlah aksi teror.

Densus mendapat temuan baru itu setelah menelisik jejaring teroris dari kelompok Toriq, kelompok Abu Omar, dan kelompok Kodrat. Sejumlah petunjuk mengarah ke target baru, yaitu kelompok Abu Roban. (eh)

Ad