Pages

Wednesday, 8 May 2013

Menlu RI: Tokoh OPM Benny Wenda Bukan Lagi Warga Indonesia


Benny adalah warga asing yang coba ganggu hubungan RI-Inggris.
Pemimpin OPM Benny Wenda (baju merah) dan Gubernur Oxford Mohammad Niaz Abbasi (kedua dari kiri) 
 Pemimpin kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Inggris, Benny Wenda, tidak memegang paspor Indonesia bahkan diketahui bukan lagi menjadi bagian dari Warga Negara Indonesia (WNI). Sejak tahun 2003, pria kelahiran Lembah Baliem tahun 1975 silam sudah sejak lama diketahui menetap di Inggris, khususnya setelah berhasil melarikan diri dari penjara.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Marty Natelegawa, usai menerima kunjungan Menlu Mozambik, Oldemiro Baloi, pada Senin 6 Mei 2013 di Gedung Pancasila, Kemlu. Menurut Marty, aksi Benny yang membuka kantor perwakilan OPM di kota Oxford, Inggris, menjadi bukti nyata bahwa pria tersebut merupakan ancaman yang dapat menganggu hubungan bilateral antara Inggris dengan Indonesia.

"Berarti bila Benny sudah menjadi warga negara Inggris tandanya ada orang asing yang coba menganggu hubungan bilateral kedua negara dengan melalui aksi ini," ujar Menlu Marty.

Dalam kesempatan itu Marty kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa menerima dan menentang adanya pembukaan kantor perwakilan OPM di Oxford. "Pembukaan kantor itu jelas bertolak belakang dengan prinsip persahabatan antar bangsa yang selama dipegang oleh Indonesia dan Inggris," kata Marty.

Dia pun menyatakan apa yang dilakukan oleh Benny di Oxford tidak lebih dari upaya kelompok tertentu yang ingin mencari perhatian publik. Marty menginginkan wacana mengenai pembahasan masalah pembangunan di Papua dan Papua Barat tidak didominasi oleh publik di kota Oxford.

"Oleh sebab itu saya tidak akan memberikan forum atau platform yang lebih besar dan lebih tinggi dari yang seharusnya kepada kelompok separatis ini," kata Marty di hadapan para pewarta berita.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada 28 April lalu kelompok OPM di Inggris yang dipimpin oleh Benny Wenda, membuka kantor perwakilan di kota Oxford. Dengan titel Koordinator Free West Papua Campaign, Benny turut mengundang Walikota Oxford, Mohammad Niaz Abbasi, mantan Walikota Oxford, Elise Benjamin dan satu anggota parlemen Inggris, Andrew Smith untuk hadir.

Hal ini membuat Indonesia kebakaran jenggot dan memprotes keras. Protes ini disampaikan oleh Kemlu RI kepada Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning. (eh)