Saturday, 11 May 2013
Calon KSAD hak prerogratif presiden
Jakarta : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan penunjukan Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang baru untuk menggantikan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo yang memasuki masa pensiun pada Mei 2013 adalah hak prerogatif Presiden.
"Itu nanti diproses di satu peta khusus, tetapi yang menentukan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau punya hak prerogratif menentukan, nanti Panglima TNI yang mengusulkan," kata Purnomo di Jakarta, Jumat.
Ia memperkirakan pengganti Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo berasal dari lulusan Akademi Militer antara tahun 1978 hingga 1981, merujuk fakta kepemimpinan TNI AD saat ini didominasi lulusan angkatan 1978, 1980, dan 1981.
Purnomo berharap Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang baru dapat memenuhi sejumlah kriteria penting, diantaranya kepemimpinan, senioritas, masih lama mengabdi dan perwira bintang tiga. Semua itu demi pembinaan kekuatan angkatan kepada anak buahnya.
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyatakan ada sekitar tujuh perwira aktif berpangkat bintang tiga yang memenuhi syarat menjadi penggantinya dan sudah diajukan ke Presiden SBY.
"Semua sama. Tidak ada yang diunggulkan," kata Pramono Rabu lalu (8/5).
Pramono sudah pensiun sejak 5 Mei 2013 dan sebenarnya sudah mengajukan surat pemberitahuan pensiun sejak pertengahan Maret 2013. Akibat belum ditentukan penggantinya, sesuai dengan peraturan, Pramono masih dapat bertugas hingga tanggal terakhir pada bulan kelahirannya, yaitu 31 Mei 2013.
Beberapa calon dari jenderal bintang tiga di TNI AD yang santer disebut adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Moeldoko lulusan Akademi Militer 1981, Panglima Kostrad Letnan Jenderal M. Munir yang lulusan akademi militer 1983 dan sempat menjadi ajudan Presiden Yudhoyono.
Kemudian Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letnan Jenderal Budiman yang lulusan akademi militer 1978, Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Letnan Jenderal Waris, Komandan Kodiklat TNI Letnan Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Letnan Jenderal Gerhaan Lantara yang terkenal karena perannya dalam insiden Santa Cruz di Timur Timor 1991 dan penanganan bencana tsunami Aceh.
Antara