Tentara Marinir AS dan Korps Marinir RI latihan bersama di Hawaii beberapa waktu lalu.
Wakil Menteri Pertahanan
Amerika Serikat bidang keamanan kawasan Asia dan Pasifik, David B.
Shear, menyambangi Indonesia untuk kali pertama. Dalam kunjungan selama
empat hari di Jakarta, mantan Duta Besar AS untuk Vietnam tersebut
dijadwalkan bertemu dengan beberapa pejabat penting Indonesia, khususnya
di bidang pertahanan.
Hal itu disampaikan Shear dalam pertemuan terbatas dengan media, termasuk VIVA.co.id,
di Hotel Keraton, Thamrin, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Januari 2015.
Dia menjelaskan begitu dilantik oleh Presiden Barack Obama pada
September 2014, dia ingin secepatnya mengunjungi Indonesia.
"Pertama, karena saya belum pernah berkunjung ke Indonesia,
sehingga ini menjadi kunjungan saya yang pertama ke Jakarta. Selain itu,
karena Indonesia dianggap merupakan mitra penting kami yang setara di
kawasan Asia Tenggara," ujar Shear.
Untuk, tetap bisa mempertahankan hubungan kemitraan strategis yang
telah dijalin sejak tahun 2010 lalu, dia menyebut Pemerintah AS bersedia
melakukan yang terbaik. Dia memulai agenda kerjanya pada Kamis, 22
Januari 2015 dengan bertemu Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar
Panjaitan.
"Pagi tadi, saya juga sudah bertemu dengan Jenderal TNI Moeldoko
dan siang ini bertemu dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu,"
papar Shear.
Dia mengungkap salah satu isu yang dibahas dalam setiap pertemuan
tersebut menyangkut masalah aksi terorisme. Kedua negara, ujar Shear,
memiliki kemitraan yang panjang dan sukses di bidang penanggulangan
terorisme.
"Salah satu isu yang menjadi keprihatinan bersama yakni menyangkut
perkembangan kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS).
Kedua negara memiliki kepentingan yang sama untuk memberantas ISIS. Hal
tersebut diwujudkan dengan melakukan koordinasi dan kerjasama yang kuat
dalam isu tersebut," kata dia.
Koordinasi yang baik antar negara, lanjut Shear, direalisasikan dengan saling bertukar informasi di antara para penegak hukum.
"Ini merupakan upaya yang fundamental bagi kedua negara," imbuh dia.
Kekhawatiran lain yang dimiliki Negeri Paman Sam, yakni kembalinya
para pejuang asing yang kembali ke negara asalnya dan kemudian membuat
teror di sana.
"AS memantau setiap individu dan siap membantu negara dalam hal
pemantauan serta pengendalian teror. Oleh sebab itu, kami terus bekerja
sama dengan Pemerintah Indonesia secara intensif," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Shear kembali menegaskan harapannya supaya
Pemerintah RI terus berkeinginan supaya kerjasama pertukaran informasi
itu terus dipertahankan.
Kerjasama dalam penanggulangan teror, kata Shear, telah terjalin di
antara kedua negara sejak lama, khususnya pasca peristiwa kemanusiaan
serangan ke menara kembar World Trade Centre pada 11 September 2001
silam.
Isu lain, yang kemungkinan masuk ke dalam agendanya yakni mengenai
kerjasama dalam pemberantasan terhadap tindak pembajakan, khususnya
kawasan Selat Malaka. Negeri Paman Sam, kata Shear, siap bekerja sama
dengan pemerintah negara yang berada di sekitar area tersebut.
Dalam hal ini, maka AS menyatakan siap berkoordinasi dengan Pemerintah Singapura, Malaysia dan Indonesia.