"Oknum TNI yang diduga menjual peluru ke anggota KNPB (Komite Nasional Papua Barat) sudah diserahkan ke Kodam," ujar Yotje, Kamis (29/1/2015).
Menurut Yotje, jual beli amunisi itu sebetulnya sudah tercium lama. Namun untuk mencegah gesekan dan memastikan, kepolisian menangkap pembeli terlebih dulu. Yakni 3 orang berinisial AJ, RW, dan FK.
Jika penangkapan langsung dilakukan di lapangan, kata Yotje, oknum penjual juga memiliki senjata. "Dengan menangkap pembeli lebih dulu, baru kemudian tangkap penjualnya, hal yang tidak diinginkan bisa dihindari," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, 500 amunisi itu dijual seharga Rp 10 juta. " Namun baru dibayar Rp7,5 juta," terangnya.
"Mereka ini jaringan dengan melakukan jual-beli amunisi dari tangan ke tangan, kemungkinan pelaku akan bertambah, sekarang masih didalami,"paparnya.
Amunisi itu rencananya akan didistribusikan ke kelompok Puron Wenda. Puron Wenda dikenal sebagai Panglima OPM wilayah Pegunungan Papua.
Yotje juga mengungkapkan, tiga anggota KNPB adalah anggota Puron Wenda yang beroperasi di perkotaan. "Mereka ini operasinya di kota mencari amunisi dan logistik bagi Puron," jelasnya.
Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Pangdam Cenderawasih Mayjen Fransen G Siahaan membantah keterlibatan oknum TNI dalam jual beli amunisi. Pangdam mengatakan, Serma Supriyadi hanya dijadikan umpan untuk menangkap kelompok KNPB.(DETIK)