SALATIGA—12 pria bersenjata laras
panjang menyerbu Kantor Walikota di Kompleks Pemkot Salatiga pada Jumat
(28/11) pagi. Gerombolan yang datang dengan menggunakan mobil pikap
tersebut memaksa masuk ke ruangan Walikota Salatiga, Yulianto dan sempat
melakukan penyanderaan terhadap walikota dan beberapa pejabat tinggi di
lingkungan pemkot.
Beruntung, informasi penyerangan
tersebut terdengar oleh Komandan Batalyon Infantri 411/Raider, Mayor
Inf Nandang Dimyati. Nandang kemudian memerintahkan sejumlah prajuritnya
untuk membebaskan para sandera. Satu tim beranggotakan 25 personel
kemudian diterjunkan menuju pemkot Salatiga untuk melakukan penyergapan
dan pembebasan tawanan.
Pada saat yang bersamaan, muncul
helikopter jenis Bell 412 milik Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) di
atas gedung kantor walikota dan sejumlah prajurit TNI segera turun dari
helikopter untuk melakukan pengamanan. Selang beberapa saat, suara
tembakan dan ledakan bom muncul dari ruangan walikota, sejumlah prajurit
terlihat telah membawa walikota untuk dinaikkan ke mobil rantis PJD
menuju lapangan Pancasila untuk dievakuasi menggunakan helikopter.
Rangkaian aksi tersebut merupakan bagian
dari simulasi operasi pembebasan tawanan oleh Yonif 411/Raiders.
Nandang Dimyati mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai
rangkaian program peningkatan kemampuan tempur para prajurit.
“Kami sebenarnya mentargetkan operasi
berlangsung selama 10 menit. Namun di lapangan ternyata sampai 14 menit.
Ini masih dalam batas kewajaran, “ terangnya.
Aksi simulasi ini sempat mengundang
perhatian para pegawai negeri sipil (PNS) dan warga. Maklum saja,
kegiatan tersebut tidak dipublikasikan kepada masyarakat untuk
memberikan surprise. “ Saya mengira ada kerusuhan. Ternyata hanya
simulasi dan ini sangat menarik karena jarang ada di Salatiga,” terang
Joko, salah satu PKL di Lapangan Pancasila. (jurnalwarga.com)