Pages

Sunday, 30 November 2014

Pengusaha Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal


Pengusaha Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal  
Ekspresi menteri Susi Pujiastuti dalam keterangan kepada awak media, di Gedung KKP, Jakarta, 21 November 2014. TEMPO/Imam Sukamto
 
Jakarta - Asosiasi Tuna Indonesia meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti lebih giat menangkap sekaligus memusnahkan kapal pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia. “Indonesia sudah banyak dirugikan, makanya dukung penuh gebrakan Bu Menteri,” ujar Ketua Asosiasi Eddy Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu, 26 November 2014. 


Pengawasan wilayah teritorial maritim merupakan tugas bersama. Namun pemerintah dengan aparatnya, ujar Eddy, memiliki kewenangan penuh menegakkan aturan bagi mereka yang seenaknya masuk batas laut Indonesia. “Kami tidak bisa memprediksi berapa yang mereka ambil, namun jelas itu sebuah kerugian bagi Indonesia,” ia mengungkapkan.

Munculnya gagasan pengkaraman kapal pencuri ikan yang dilontarkan Menteri Susi, kata dia, merupakan terobosan berani yang harus mendapat dukungan semua pihak, terutama masyarakat pesisir dan kalangan pengusaha. “Karena, jika itu (pengkaraman) berhasil dilakukan, dampaknya besar sekali bagi nelayan kita,” ujarnya.

Eddy menyatakan nelayan Indonesia kerap terpinggirkan oleh datangnya kapal asing yang sengaja masuk perairan Indonesia. Mereka dengan leluasa mengambil ikan tanpa sedikit pun mendapat pengawasan pemerintah. “Harusnya patroli-patroli itu semakin gencar lagi agar kapal mereka takut masuk wilayah kita,” ucapnya.
Sebulan setelah dilantik, menteri wanita asal Pangandaran, Jawa Barat, ini terus melakukan gebrakan. Yang terbaru adalah ide menenggelamkan kapal pencuri ikan.

Susi mengaku siap menenggelamkan kapal pencuri ikan. Meskipun awalnya ditentang Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, ide Susi justru dibenarkan undang-undang. Berdasarkan Pasal 69 Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009, dalam kondisi tertentu diperbolehkan memusnahkan kapal asing ilegal apabila ditemukan bukti awal yang kuat.(www.tempo.co)