Pages

Saturday, 6 December 2014

TNI AU Siagakan 16 Pesawat Tempur F-16 Untuk Amankan Wilayah Barat

Pekanbaru - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, meresmikan Skuadron Udara 16 di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Rabu (03/12/2014). Diisi 16 unit pesawat tempur F-16, skuadron ini akan menambah kekuatan militer Indonesia di kawasan Selat Malaka.

Ditempatkannya F-16 di Lanud Roesmin karena Provinsi Riau berada di poisisi strategis. Bumi Lancang Kuning merupakan tonggak pertahanan udara di bagian barat Indonesia karena berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga.

"TNI AU terus menguatkan seluruh Lanud di Indonesia, termasuk Roesmin Nurjadin. Di sini ditempatkan 16 pesawat F-16. Kemudian ada 8 lainnya di Skuadron Udara III Iswahyudi," kata Ida Bagus Putu dalam persemian tersebut.

"F-16 memiliki kemampuan dalam reaksi cepat, baik serangan ke darat, udara, serta operasi dukungan udara lainnya. Ini yang menjadi pertimbangan," kata Ida Bagus Putu.

Disebutkkan, Pesawat F-16 setara Block 52 memiliki kemampuan perang udara di luar jarak visual mata manusia, yang sering dikenal dengan istilah Beyond Visual Range (BVR).

Dengan beroperasinya F-16, beberapa objek vital nasional di Selat Malaka bisa diawasi secara efektif. Begitu juga dengan pengawasan ruang udara perekonomian lainnya di perbatasan.

Dalam kegiatan itu, hadir Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Agus Prihadi Irianto, Wakapolda Riau Kombes Pol Abdul Gafur dan sejumlah petinggi Provinsi Riau lainnya.

Presemian ini menambah jumlah skuadron di Lanud Roesmin yang sebelumnya telah memiliki Skuadron Udara 12 yang berkekuatan Hawk 109 dan Hawk 209 buatan British Aerospace generasi 80-an.

Dalam persemian itu, Ida Bagus Putu juga melantik Komandan Skuadron F-16. Peresmian dilakukan dengan menekan tombol sirine dan memotong pita tepat di depan gerbang hanggar pesawat F-16.

Pesawat ini dilengkapi radar APG-68(v) Upgrade dan sejumlah komponen avionic canggih. Untuk senjata, F-16 setara Block 52 mengandalkan alutsista Indonesia, yaitu senjata non-BVR yang dimiliki TNI AU sebelumnya, seperti AGM-65 Maverick dan AIM-9P yang sering dipakai pesawat tempur Indonesia lainnya.

Untuk perang BVR ini, pemerintah Indonesia dikabarkan sudah memesan puluhan rudal VBR seperti AIM-120C dan AIM-9X. Tapi kedatangannya belum diketahui.(Liputan 6)