Pesawat sukhoi saat flying pass pada
Perayaan HUT Ke-69 TNI di Dermaga Ujung Armada RI Kawasan Timur,
Surabaya, Selasa, 7 Oktober 2014. Sebanyak 526 alutsista dikerahkan pada
HUT TNI kali ini, antara lain 192 alustsista dari TNI AD, 195 alutsista
dari TNI AL, dan 139 pesawat dari TNI AU.
Garang. Sangar.
Kepulan asap memanjang lurus di cakrawala menandai lintasan sang siluman dari Rusia. Lengkingannya menciutkan nyali, membuat ratusan orang yang berdiri di sepanjang Dermaga Ujung, Surabaya, memekik kaget dan beringsut mundur.
Cantik, apik.
Selang beberapa detik, raungan bising mengerikan memecah horizon, membuat ngilu gendang telinga. Diiringi angin kencang, satu unit jet Sukhoi Su-27 meluncur dengan kecepatan tinggi di angkasa biru bersaput awan putih.
Sang burung besi bengis bermanuver lincah, kontras dengan badan kokohnya yang terkesan kaku. Ia bersalto di udara, berputar 360 derajat menantang angin laut sambil mengeluarkan semacam percikan api, yang fungsi aslinya untuk mengecoh rudal lawan.
Namun bukan musuh yang sedang dihadapi lima F-16 dan sang “siluman” Rusia. Pagi itu mereka beraksi khusus untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang duduk di bangku kehormatan penonton.
Unjuk kekuatan alat utama sistem pertahanan (alutsista) Republik Indonesia berlangsung megah pada Hari Ulang Tahun TNI ke-69 di Markas Komando Armada Timur TNI AL, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur.
Tentara Nasional Indonesia mengerahkan armada dari ketiga matranya –Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara– untuk memamerkan lebih dari 1.600 alutsista modern
Ini adalah peragaan alutsista Indonesia terbesar dalam sepuluh tahun terakhir. Sebuah kado perpisahan dari TNI untuk SBY, presiden keenam RI dengan latar belakang militer yang menjabat selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014.
“Terima kasih Bapak Presiden,” demikian tulisan di spanduk yang dibawa terbang oleh pesawat TNI di pengujung acara.
Panglima
TNI, Jenderal Moeldoko saat wawancara khusus dengan Tim CNN Indonesia
di Dermaga
Ujung Komando Armada Timur, Surabaya, Senin, 6 Oktober 2014.
(CNN Indonesia/Safir Makki)
|
Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia sehari sebelum perayaan HUT TNI, Senin (6/10), mengatakan SBY berjasa besar dalam meningkatkan kekuatan pertahanan RI selama sepuluh tahun pemerintahannya. “SBY melakukan revolusi besar dalam membangun kekuatan militer Indonesia. Di darat, laut, udara, semua seimbang,” kata dia.
Lima tahun lalu, ujar Moeldoko, armada perang Indonesia ketinggalan dibanding negara-negara Asia Tenggara. Namun, kini Indonesia mulai bisa mengejar ketertinggalannya. RI memborong berbagai alutsista dari berbagai negara, dan banyak di antaranya tiba tahun ini.
Namun bukan berarti Indonesia telah sedemikian digdaya. Masih banyak pekerjaan rumah untuk pemerintahan mendatang. Kekuatan tempur TNI belum cukup untuk melindungi seluruh teritorial Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke.(CNN)