Saturday, 20 December 2014
Armoured Recovery Vehicle dengan Kemampuan Plus+
Dengan bekal meriam Rheinmetall L/44 120 mm, plus bobot tempur 60 ton, menjadikan Leopard 2A4 Revolution milik TNI AD sebagai salah satu MBT (Main Battle Tank) yang paling perkasa di muka bumi. Namun, meski digadang dengan segudang kelebihan dan kecanggihan, tetap saja armada tank tempur asal Jerman ini membutuhkan wahana pendukung dalam operasional di medan tempur. Saat Leopard mengalami kerusakan berat, hingga terperosok ke parit, tentu tak bisa sembarang alat berat dapat menanganinya, untuk itulah dibutuhkan kehadiran ARV (Armoured Recovery Vehicle).
Di artikel-artikel terdahulu, kami pernah mengupas ARV milik TNI dari jenis BREM-L, AMX-13 ARV, dan Anoa 6×6 ARV. Tapi untuk meng-handle Leopard 2A4 (57 ton) dan Leopard 2A4 Revolution (60 ton) jelas membutuhkan ARV yang punya kapabilitas mumpuni, pasalnya obyek yang akan ditarik dan direparasi punya bobot super heavy. Nah, untuk melayani MBT Leopard 2A4 maka hadir ARV Bergepanzer 3Ri Buffle (Buffalo) buatan Rheinmetall Defence, Jerman. Sebagai informasi, ada label Ri lebih untuk menandakan sebagai varian yang dijual ke Indonesia.
Sebelum mengenal lebih jauh Si Banteng asal Bavaria ini, berdasarkan pesanan pada tahun 2012, TNI AD akan menerima 62 unit tank Leopard 2 Revolution, 42 unit tank Leopard 2A4, 4 unit tank Buffel ARV (Bergepanzer), 3 unit tank Leguan AVLB, 3 unit tank Kodiak AEV, dan 50 unit tank Marder 1A2. Dari keterangan diatas, maka ada 4 unit ARV Buffalo yang nantinya akan memperkuat kavaleri TNI AD. Bila mengacu ke negara asalnya, Bundeswehr memberi rasio ideal 1 ARV untuk meng-handle 6 MBT atau dua seksi. Layanan kontinu dari ARV menjadi kunci untuk meningkatkan readiness level dari armada MBT Leopad. Tentu saja, mengingat keterbatasan anggaran, acuan AD Jerman tak mungkin diterapkan oleh TNI AD.
Untuk tugas menarik beban berat (towed), Buffalo dilengkapi winch Rotzler Treibmatic TR650/3 yang terpasang di sisi depan kendaraan, terlindung dalam rumah baja untuk mencegah putusnya kabel sling akibat tembakan lawan. Sling baja di ARV ini punya ketebalan 33 mm dengan panjang 180 meter, winch mampu menarik beban sampai 35 ton atau dua kali lipatnya apabila sling disimpul ganda dengan bantuan pulley tackle. Secara teori, kabel baja ini dapat digulung dengan kecepatan 16 meter per detik. Semantara untuk menarik beban yang lebih kecil, ARV Buffalo juga dilengkapi winch sekunder Rotzler HZ010/1-8 dengan kabel sling sepanjang 280 meter dan tebal 7 mm.
Di hidung Buffalo ARV terpasang satu bilah dozer besar dengan lebar 3.420 mm dan tinggi 880 mm, membuatnya laksana bulldozer yang kuat digunakan untuk membolak-balik tanah untuk keperluan pembuatan parit, membentuk tanggul pertahanan untuk tank dalam hull down position, sampai menyingkirkan hambatan yang ada di jalur termasuk ranjau anti tank yang tertaman di dalam tanah, atau meledakkan ranjau anti personel.
Mendukung tugas darurat di medan tempur, Buffalo ARV dapat membawa satu set powerpack (mesin) Leopard 2 dengan menggunakan palet khusus di atas kompartemen mesinnya. Mesin cadangan ini dapat dinaikturunkan dengan bantun crane utama, sehingga Buffalo dan krunya dapat melakukan penggantian mesin yang rusak ke Leopard kawan secara mandiri. Untuk penggantian satu powerpack utuh dari MBT Leopard 2A4, hanya butuh waktu 25 menit, dan ekstra 10 menit untuk penggantian powerpack Leopard 2A5.
Saat crane beroperasi, bilah dozer tinggal diturunkan sebagai pasak untuk menstabilkan kendaraan. Suspensinya dikunci untuk membuat kendaraan benar-benar stabil dalam posisinya. Untuk perbaikan mekanikal Leopard yang mengalami kerusakan, awak Buffalo ARV juga dilengkapi perkakas seperti gerinda dan las, perlengkapan derek, dan tak lupa berbagai kunci yang disesuaikan dengan standar Leopard 2. Untuk urusan derek, Buffalo mampu menarik kendaraan seberat 62 ton, atau sudah masuk kategori MLC70 untuk mengantisipasi pengembangan di masa depan.
Sebagai perlengkapan tambahan, Rheinmetall juga menyediakan sistem pengisian bahan bakar untuk MBT Leopard 2 di lapangan. Sistem pompa ini mampu menyedot atau mengisikan bahan bakar, untuk menggantikan fungsi truk pengisi bahan bakar yang rentan serangan senjata ringan. Dengan kapasitas bahan bakar sebanyak 1.620 liter, Buffalo ARV mampu menempuh jarak 650 km di jalan raya beraspal, dan 350 km saat melaju di jalan cross country.
Untuk urusan pertahanan, Buffalo dilengkapi dudukan senapan mesin ringan FN MAG GPMG 7,62 mm dan 16 pelontar granat asap 76 mm buatan Wegmann yang terbagi 4 di kiri depan, 4 di kanan depan, serta sisanya masing-masing di kiri-kanan belakang.
Dalam skenario pertempuran, ARV punya peranan besar, mengingat data statistic dari berbagai pertempuran tank vs tank menunjukkan bahwa 50-60% tank yang berhasil di evakuasi dari medan pertempuran dan diperbaiki bisa diterjunkan lagi untuk bertempur. Lepas dari kemampuan utamanya untuk memberi pertolongan pada MBT Leopard, Buffalo ARV juga punya banyak kegunaan untuk menggantikan peran kendaraan khusus lainnya, sebut saja Buffalo dapat berperan sebagai bulldozer, traktor, eskavator, dan sampai titik tertentu, menjadi wahana pengisi bahan bakar darurat. Tak hanya untuk urusan perang, Buffalo ARV juga bisa dikerahkan untuk proses bantuan mitigasi bencana seperti evakuasi, menyingkirkan reruntuhan bangunan, dan distribusi bahan pangan ke tempat terisolasi.
Setiap negara pengguna varian MBT Leopard, dipastikan juga memiliki ARV Buffalo. Di Asia Tenggara, selain Indonesia, Singapura sudah lebih dulu mengoperasikan ARV ini. Soal kehandalan ARV Buffalo juga tak perlu diragukan lagi, kendaraan ini terbukti banyak melakukan evakuasi, menderek, hingga reparasi ranpur lapis baja di medan Perang Afghanistan.